Ini Prediksi Neraca Perdagangan Mei

Nilai defisit neraca perdagangan diperkirakan mencapai US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Jul 2014, 08:21 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Neraca Perdagangan Indonesia mencatatkan defisit sebesar US$ 1,96 miliar pada April kemarin. Para ekonom mempunyai analisis berbeda-beda untuk neraca perdagangan Mei yang akan diumumkan pada hari ini.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ryan Kiryanto memperkirakan, neraca perdagangan Indonesia di bulan kelima akan mengalami surplus walaupun tak signifikan. "Neraca perdagangan Mei ini akan surplus sedikit sekitar US$ 50 juta-100 juta," ucapnya kepada Liputan6.com, Selasa (1/7/2014).

Menurut Ryan, faktor pendorong surplus adalah penurunan impor bahan baku, bahan penolong dan barang konsumsi. "Sedangkan ekspor produk manufaktur mengalami kenaikan," ujar dia.

Berbeda, Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia, Telisa Aulia Afianti justru meramalkan akan terjadi defisit pada neraca perdagangan Mei ini. Nilai defisit neraca perdagangan diperkirakan mencapai US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar.

"Karena ada dampak dari depresiasi nilai tukar rupiah terhadap nilai impor. Juga akibat impor yang tinggi di bulan Ramadan," jelasnya.

Meski rupiah mengalami tekanan, sambung Telisa, tidak serta merta langsung menurunkan impor barang. Sementara nilai dan volume ekspor sulit untuk menyeimbangkannya.

"Tidak langsung turun, karena butuh jeda. Nilai impor adalah kurs dikalikan volume impor jadi ketika rupiah depresiasi, maka nilai impor membengkak dulu. Lalu dua atau tiga bulan kemudian baru volume impor merespon depresiasi. Ekspor juga butuh waktu merespon," jelas dia. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya