Potret Sarjana Mendidik di Daerah Tertinggal

Para peserta SM3T mengajar anak-anak di daerah dengan penuh kasih sayang dan pengertian. Mereka menjadi inspirasi anak-anak di daerah.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 01 Jul 2014, 14:24 WIB
Para peserta SM3T mengajar anak-anak di daerah dengan penuh kasih sayang dan pengertian

Liputan6.com, Jakarta Para peserta Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) di daerah pengabdian berjuang untuk bisa bertahan dan menjadi agent of change. Mereka harus terjun mengabdikan diri dengan sepenuh hati, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang kemasyarakatan.

Di daerah pengabdian, para peserta SM3T menjelma menjadi sosok yang dikagumi, dihormati, tempat bertanya untuk menyelesaikan berbagai persoalan kemasyarakatan, sosok yang selalu menebarkan rasa cinta dan persaudaraan. Mengajar dengan penuh kasih sayang dan pengertian, demi meningkatkan pendidikan anak-anak di pelosok negeri.

Belajar sambil bermain merupakan salah satu metode yang digunakan peserta SM3T untuk berbagi ilmu kepada anak-anak di Langke Majok, Kecamatan Satarmese, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.


Belajar di Alam Terbuka

Para peserta SM3T mengajar anak-anak di daerah dengan penuh kasih sayang dan pengertian

Belajar tidak melulu di dalam kelas, alam juga tempat yang nyaman dan asyik untuk berbagi ilmu pengetahuan. Di bawah pohon yang rindang, para pelajar SMA terlihat sangat antusias mengikuti arahan guru SM3T. Meskipun hanya dengan papan tulis seadanya dan tempat duduk yang terbatas, mereka dengan serius memperhatikan pelajaran yang diberikan.

Kebun dekat sekolah menjadi tempat alternatif untuk belajar, sehingga pelajar tidak menjadi bosan dan bisa menghirup udara segar. Bisa jadi disesuaikan denga materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik.

Foto dok. Liputan6.com

 


Belajar dengan Perangkat Digital

Para peserta SM3T mengajar anak-anak di daerah dengan penuh kasih sayang dan pengertian

Di perkotaan, setiap sekolah memiliki perangkat komputer maupun laptop sebagai sarana dan prasana untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Para pelajar pasti sangat familiar dengan perangkat digital ini. Hal tersebut akan tampak berbeda jika kita mengunjungi sekolah di daerah 3T, para murid kebanyakan asing dengan perangkat komputer maupun laptop. Alhasil, metode pengajaran dengan media digital ini membuat siswa-siswi sangat antusias mengikuti arahan guru SM3T.

Informasi yang diakses melalui teknologi digital akan membuat pelajar mendapatkan informasi yang lebih cepat. Pada era modern ini penguasaan teknologi digital juga sangat penting untuk mendukung sektor pendidikan dan sektor lainnya.

 

Foto dok. Liputan6.com

 


Mengajar dengan Kasih Sayang

Para peserta SM3T mengajar anak-anak di daerah dengan penuh kasih sayang dan pengertian

Peserta SM3T di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur mengajar dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Mengarahkan anak-anak didiknya untuk dapat membaca dan menulis. Dengan keterbatasan bangunan sekolah dan prasarana lain, tidak mengurangi semangat pelajar SD untuk menuntut ilmu

Di salah satu desa terpencil di Kabupaten Biak Numfor, Papua, peserta SM3T juga mengajari anak-anak untuk membaca dan menulis.

Foto dok. Liputan6.com

Tidak hanya mengajar, peserta SM3T juga dituntut untuk dapat bermasyarakat dan dekat dengan siapa saja di luar lingkungan sekolah.

Terlihat seorang peserta SM3T berkomunikasi dengan seorang anak, dengan bahasa ibu yang berbeda mereka mencoba untuk dekat dengan masyarakat.

Foto dok. Liputan6.com

*Foto merupakan dokumentasi Kemendikbud dan Peserta SM3T.

(Adv)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya