Kenaikan Harga Sembako dan Tarif Listrik Jadi Pemicu Inflasi Mei

Kenaikan harga bahan pangan dan tarif listrik menjadi pemicu utama realisasi inflasi tersebut.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Jul 2014, 14:20 WIB
Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi (FKPI) Jabar: tingkat inflasi Jabar lebih rendah daripada tingkat inflasi nasional. Indikasi ini dilihat dari ketersediaan beras dan harga yang stabil. (Antara).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi inflasi Mei 2014 sebesar 0,43 persen dan merupakan yang terendah sejak empat tahun terakhir untuk periode yang sama. Kenaikan harga bahan pangan dan tarif listrik menjadi pemicu utama realisasi inflasi tersebut.

"Dibanding empat tahun lalu, kontrol pemerintah saat ini cukup bagus karena mungkin sudah pengalaman. Tapi harus hati-hati juga karena harga gabah sudah mulai mengalami kenaikan, jadi harus dipantau terus," ucap Kepala BPS, Suryamin di kantornya, Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Suryamin merinci lebih detail sejumlah penyebab inflasi bulan kelima ini, antara lain :

1. Daging Ayam Ras. Andil inflasi sebesar 0,06 persen dengan perubahan harga 5,15 persen. Penyebabnya karena adanya lonjakan permintaan daging ayam ras karena Ramadhan. Sebanyak 70 kota IHK mengalami kenaikan, seperti Banda Aceh dan Gorontalo.

2. Bawang merah. Andil inflasi 0,05 persen dan perubahan harga 11,69 persen. Terjadi karena menurunnya hasil panen. Sebanyak 71 kota IHK terjadi kenaikan harga, diantaranya Bima 69 persen dan Pontianak 49 persen.

3. Telur ayam ras dengan andil 0,04 persen dan perubahan harga 6,01 persen. Karena terjadi peningkatan permintaan jelang Ramadhan. Kenaikan terjadi di 74 kota IHK, termasuk Bogor.

4. Tarif listrik sudah memberikan dampak ke inflasi Juni dengan andil 0,03 persen dan perubahan harga 1,02 persen karena adanya peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang menaikkan tarif listrik non subsidi golongan R3 dengan daya lebih dari 6.600 watt. Terjadi kenaikan harga di 80 kota IHK, yakni DKI Jakarta.

5. Tarif angkutan udara menyumbang inflasi 0,03 persen dengan perubahan harga  3,14 persen karena memasuki masa liburan sekolah. Kenaikan tarif pesawat udara terjadi di 32 kota IHK, seperti Singkawang 49 persen dan Manado 29 persen.

6. Tomat sayur berkontribusi ke inflasi 0,02 persen dan perubahan harga 9,6 persen. Penyebabnya akibat penurunan pasokan dari sentra produksi. Terjadi kenaikan di 50 kota IHK, diantaranya Manado 89 persen, Balikpapan 63 persen

7. Bawang putih memiliki andil inflasi 0,02 persen dengan perubahan harga 14,85 persen karena meningkatnya permintaan konsumsi. Kenaikan harga bawang putih terjadi di 79 kota, tertinggi di Mataram 50 persen dan Bandar Lampung.

8. Tarif kontrak rumah dengan andil inflasi 0,02 persen dan perubahan harga 0,38 persen. Karena mahalnya biaya perawatan dan bahan bangunan seperti semen. Kenaikan terjadi di 11 kota IHK, termasuk Semarang sebesar 10 persen

Sedangkan penghambat laju inflasi Mei ini, antara lain :

1. Cabai rawit dengan kontribusi penurunan 0,03 persen dan perubahan harga 12,22 persen. Penyebabnya karena memasuki masa panen, dan produksi melimpah. Penurunan harga terjadi di 76 kota IHK. Penurunan terjadi di Singaraja dan Manado masing-masing 52 persen dan Makassar 51 persen.

"Tapi ini tugas pemerintah jangan sampai harga jatuh sekali supaya petani nggak malas menanam," terang Suryamin.

2. Cabai merah yang mengalami penurunan harga 0,02 dan perubahan harga 5,26 prsn karena memasuki masa panen. Terjadi di 59 kota, dan penurunan terendah di Pontianak 49 persen dan Singkawang 40 persen. (Fik/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya