Jurus Jero Wacik Rayu China Agar Mau Naikkan Harga LNG Tangguh

Jero menggunakan pendekatan sejarah untuk merenegosiasi harga gas dengan Fujian di China.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Jul 2014, 15:46 WIB
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), perusahaan BUMN asal China akhirnya menyetujui menaikkan harga beli gas alam cair (LNG) Tangguh di Papua Barat ke Provinsi Fujian, China. Berkat keberhasilan renegosiasi tersebut, pemerintah bisa mengantongi penerimaan hingga Rp 251 triliun hingga 2034.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengaku menggunakan pendekatan sejarah untuk merenegosiasi harga gas dengan Fujian di China.

Sejak awal menjabat sebagai Menteri ESDM pada 2011, Jero diperintahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk melakukan renegosiasi kontrak harga gas dari Tangguh yang diekspor ke Fujian China.

"Ada pertemuan Presiden Indonesia dengan Presiden China waktu itu harga Fujian mestinya direnegosiasi. Jangan harga tetap US$ 3,3 per juta british thermal unit (mmbtu), padahal harga minyak dunia berubah," kata Jero di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Jero menambahkan, setelah para presiden tersebut melakukan pertemuan. Jero Wacik bersama timnya melakukan pertemuan dengan pihak CNOOC yang membeli gas tersebut. Sebelum melakukan pertemuan, dia sudah diberi masukan oleh berbagai pihak tentang karakter Presiden Direktur CNOOC yang kaku dan sulit dinegosiasi, pada waktu itu.

"Sulit meyakinkan ini saya sudah di-warning banyak orang presiden CNOOC ini sangat kaku, sulit dicairkan, saya akan dekati saya undang beliau ke kantor saya," ungkapnya.

Ia pun yakin renegosiasi bisa dilakukan. Dengan menggunakan pendekatan sejarah mulai dari hubungan Tiongkok dan Sriwijaya pada abad ke-7 dan pada abad 21 Presiden Indonesia telah bertemu dengan Presiden China.

"Introduksi sedikit bagaimana mendekati hatinya secara kontrak dia kuat. Saya cerita abad ke-7 hubungan Tiongkok sudah baik dengan Sriwijaya. Pada abad 21, Presiden SBY betemu dengan Presiden China. Saya punya optimisme bisa goal," paparnya.

Dari pertemuan tersebut, akhirnya pihak CNOOC luluh. Dan akhirnya, ada perubahan rumus penentuan harga ekspor gas dari Kilang Tangguh.

"Saya merasa, salaman saya senyum di senyum saya kena. Dia menyatakan menteri Wacik kita bentuk tim renegosiasi dengan serius, waktu itu BP migas, Dirjen migas, BP (British Petroleum). Setiap minggu saya cek, tim kita bolak balik akhirnya minggu lalu ditandatangani satu amandemen agreement ditandatangani 20 Juni," pungkasnya. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya