Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan terus berjuang untuk menurunkan angka kemiskinan di Indonesia meskipun sangat sulit. Hal ini menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin sebanyak 110 ribu menjadi 28,28 juta orang selama periode Maret 2013-Maret 2014.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung atau CT menyatakan, kenaikan angka kemiskinan adalah sebuah keniscayaan.
"Kalau pertumbuhan ekonomi kita nggak tinggi, dan kualitasnya nggak masuk ke sektor yang memberikan keberpihakan kepada masyarakat miskin, ya memang begini hasilnya," terang dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (1/7/2014).
Untuk itu, CT mengaku, pihaknya tengah berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi dengan kualitas yang lebih inklusif menyasar masyarakat miskin.
Saat ditanyakan mengenai kesulitan menurunkan jumlah penduduk miskin, CT mengakui hal itu. "Istilahnya makan nasi sudah sampai ke kerak-keraknya, jadi ngorek yang paling bawah lebih sulit dibanding yang di atas. Kalau nurunin waktu di in the beginning mudah sekali, tapi sekarang sudah sampai ke level yang akar betul-betul perlu langkah extra ordinary," jelasnya.
Dia menyebut, beberapa langkah untuk menurunkan angka kemiskinan, antara lain pertama, pembangunan harus berpihak. Pembangunan ekonomi menurut CT harus tinggi. Tanpa itu, dia meyakini tak akan ada penyerapan tenaga kerja secara signifikan.
"Jadi pengurangan kemiskinan juga nggak akan signifikan," ujar Chairul.
Upaya kedua, persoalan kualitas dari pertumbuhan ekonomi tersebut. CT mengaku, anggaran-anggaran pemerintah harus berpihak dan lebih diupayakan untuk mendorong penurunan kemiskinan.
Advertisement
"Jadi memang harus inklusif, proses pembangunannya secara menyeluruh supaya kemiskinan lebih cepat terhempas," tukas dia.
Baca Juga