Pertamina Beli LNG 1,52 Juta Ton dari Perusahaan AS

Sebelumnya, Cheniere telah berkomitmen untuk memasok sekitar 0,76 juta ton LNG per tahun selama 20 tahun kepada Pertamina.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Jul 2014, 10:24 WIB

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menandatangani perjanjian jual beli gas alam cair (Liquid Natural Gas/LNG) dengan Corpus Christi Liquefaction LLC, anak perusahaan Cheniere Energy Inc, sebuah perusahaan energi berpusat di Texas, Amerika Serikat (AS). Dalam perjanjian tersebut Pertamina akan mendapat pasokan gas dari Cheniere Energy.

Direktur Gas Pertamina, Hari Karyuliarto mengatakan, kedua pihak menyepakati tambahan pasokan sebesar 0,76 juta ton LNG per tahun selama 20 tahun mulai dari 2019. Pasokan gas tersebut berasal dari Corpus Christi Liquefaction Terminal Train 2.

Perjanjian ini merupakan yang pertama dilakukan oleh Pertamina dan Cheniere Energy. Sebelumnya, kedua perusahaan telah menandatangani perjanjian jual beli LNG pada 4 Desember 2013 lalu.

Berdasarkan perjanjian sebelumnya, Cheniere telah berkomitmen untuk memasok sekitar 0,76 juta ton LNG per tahun selama 20 tahun kepada Pertamina.

“Perjanjian jual beli LNG jangka panjang ini menunjukkan komitmen kuat Pertamina dalam memperoleh kepastian pasokan LNG untuk proyek-proyek infrastruktur LNG perusahaan," kata Hary, di Jakarta, Rabu (2/7/2014).

Menurut Hary perjanjian ini konsisten dengan strategi Pertamina untuk mendominasi pasar LNG dan menangkap peluang pertumbuhan permintaan gas di Indonesia yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, utamanya di sektor ketenagalistrikan dan industri.

Berdasarkan perjanjian ini, Pertamina akan membeli LNG dengan skema FoB dengan harga pembelian mengacu pada harga indeks bulanan Henry Hub ditambah komponen tetap. LNG akan dikirimkan dengan menggunakan tanker LNG milik Pertamina.

Permintaan gas di Indonesia diperkirakan meningkat sekitar 4,8 persen per tahun antara 2015 hingga 2025. Pertumbuhan permintaan dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur, khususnya pipa transmisi dan distribusi gas dan juga terminal regasifikasi.

Oleh karena itu, Pertamina secara bertahap perlu melakukan perubahan orientasi bisnis LNG atau gasnya untuk memenuhi kebutuhan domestik, dengan tetap menjaga volume ekspor yang sudah terkontrak. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya