Pantau Kemacetan, Dishub Andalkan Pesawat Tanpa Awak

Pesawat tanpa awak ini dioperasikan menggunakan baterai yang tahan beroperasi hingga 2 jam non-stop untuk memantau lalu lintas dan antrian.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 02 Jul 2014, 17:19 WIB
(Foto: Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Serang - Mudik seakan sudah menjadi tradisi rutin bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Jutaan orang diperkirakan akan melakukan mudik ke daerah. Dinas Perhubungan (dishub) mengaku sudah mempersiapkan diri untuk memantau arus lalu lintas. 

Para pemudik yang akan melalui Pelabuhan Merak, Banten, nantinya dapat memantau arus lalu lintas dan kepadatan melalui Google Maps untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi lalu lintas.

"Untuk mantau kemacetan, kita akan gunakan pesawat tanpa awak (skycam) yang kita koneksikan ke Google Maps, jadi bisa dilihat siapapun," kata Cepy Salam, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Banten yang ditemui di kantornya.

Pesawat tanpa awak ini dioperasikan menggunakan baterai yang tahan beroperasi hingga 2 jam non-stop untuk memantau kemacetan lalu lintas dan antrian pemudik di pelabuhan Merak. Para pemudik pun dapat memperhitungkan kapan waktu lengang untuk melakukan perjalanan.

"Dari tol Serang Barat sampai Merak, daya jangkaunya 22 kilometer (km). Terbang awal menggunakan remote, tapi jika sudah di atas, dia akan terbang sendiri sesuai jalur program," lanjut Cepi menjelaskan.

Pesawat tanpa awak ini diklaim ramah lingkungan karena terbuat dari bahan daur ulang yang tersedia di sekeliling rumah warga. "Ini handy craft terbuat dari stereofoam," terang Cepi.

Cepi juga mengatakan bahwa Dishub Banten sudah menerima banyak data dari instansi terkait yang turut serta dalam persiapan arus mudik nanti.

"Kita sudah siap soal lebaran. Tetapi data-data dari setiap institusi belum masuk semua. Jalan alternatif juga sudah didata," tutup Cepi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya