Liputan6.com, Facebook diam-diam diketahui melakukan tes psikologi kepada sebagian besar penggunanya sepanjang tahun 2012. Facebook telah menjalankan proyek tersebut pada sekitar 700 ribu penggunanya.
Kejadian ini membuat sebagian besar pengguna dan para ahli merasa kecewa dan marah. Jaringan sosial ini juga menghadapi kritik pedas dari para komentator dan peneliti karena telah melakukan percobaan tanpa sepengetahuan pengguna.
Sebagian besar dari mereka menganggap bahwa aktivitas itu merupakan tindakan yang `menyeramkan`, `jahat`, `menakutkan` dan `super mengganggu`.
"Ini adalah bagian dari riset perusahaan untuk menguji produk berbeda. Kami mengakui bahwa kegiatan ini memang tidak dikomunikasikan dengan baik," kata Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg, seperti dikutip dari Guardian, Senin (7/7/2014).
Untuk itu pihak Facebook langsung menyatakan permohonan maaf kepada para penggunanya. "Mengenai kesalahan ini kami meminta maaf. Kami tidak bermaksud mengecewakan Anda," tambah bos cantik Facebook ini.
Tes psikologi ini sendiri diungkapkan oleh sebuah jurnah ilmiah Prosiding National Academy of Sciences, yang diterbitkan pada Maret 2014. Dalam jurnal tersebut Facebook memantau news feeds penggunanya untuk melihat efek dari posting bernada positif dan negatif dari teman mereka.
Ketika postingan bernada positif dikurangi, pengguna cenderung lebih sedikit mem-posting hal positif dan lebih banyak mem-posting hal negatif, begitu pula sebaliknya. Hasil tes pskilogi ini menunjukkan bahwa tingkat emosi pengguna bisa terpengaruh oleh tingkat emosi yang diekspresikan melalui Facebook.
Facebook sendiri sebenarnya bebas untuk melakukan eksperimen ini. Jika dicermati, dalam kebijakan tertulis, "Pengguna setuju untuk dilakukannya proses analisis data, pengujian, penelititan, dan peningkatan pelayanan".
Facebook Jadikan 700.000 Penggunanya Kelinci Percobaan
Kejadian ini membuat sebagian besar pengguna Facebook dan para ahli merasa kecewa dan marah.
diperbarui 07 Jul 2014, 11:07 WIBFoto: Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg (theatlantic.com)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Terapi Wicara dan Pentingnya Penanganan Komprehensif Pasien Pascaoperasi Celah Bibir
Jangan Merasa Kalah saat Tholabul Halal meski ke Nonmuslim, Ini Maksud Gus Baha
Simak, Makna dan Lirik Lagu Hymne Guru
Anggota DPR: Kasus Polisi Tembak Polisi jadi Momentum Evaluasi Penggunaan Senjata Api
Simak, Profil Cagub dan Cawagub Pilkada Sumatera Utara 2024
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Tersangka Korupsi, KPK: Butuh Dana untuk Pilkada
Mengenal Tari Manasai, Kental dengan Makna Kehidupan Masyarakat Dayak Kalimantan
Selamat Hari Guru Nasional 2024, Simak Keutamaan jadi Pendidik dalam Perspektif Islam
3 Kandidat Bek Kiri yang Bisa Direkrut Manchester United di Era Ruben Amorim
BNPB Pastikan Kebutuhan Dasar Korban Erupsi Gunung Lewotobi Terpenuhi
Profil Singkat Paslon Pilgub Aceh 2024 dan Partai Pengusungnya
Dukungan Ikatan Alumni Geologi ITB untuk Eksplorasi dan Pengembangan SDA di Hulu