Dubes Australia: Siapa pun Presiden RI, Hubungan Berjalan Positif

Dubes Australia untuk Indonesia Greg Moriarty pun optimistis kepada capres Indonesia yang akan terpilih nanti.

oleh Anri Syaiful diperbarui 04 Jul 2014, 01:18 WIB
Dubes Australia untuk Indonesia Greg Moriarty pun optimistis kepada capres Indonesia yang akan terpilih nanti.

Liputan6.com, Jakarta - Australia optimistis hubungan diplomatik dengan Indonesia akan berjalan positif siapa pun calon presiden Indonesia yang terpilih dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) pada 9 Juli mendatang.

"Hubungan Australia-Indonesia dapat berjalan secara konstruktif dan positif dengan siapa pun orang Indonesia yang akan terpilih sebagai presiden berikutnya," tegas Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty di sela-sela pameran seni penduduk asli Australia di Jakarta, Kamis (3/7/2014) malam.

Australia, imbuh Greg, juga sangat terkesan dengan transisi pemerintahan di Indonesia dalam 15 tahun terakhir. "Kami juga sangat gembira Pemilihan Umum Legislatif (9 April 2014) di Indonesia berjalan lancar. Dalam pemilu itu ada calon anggota legislatif dalam jumlah luar biasa dan dipilih dalam satu hari. Itu adalah salah satu pemilihan umum yang kompleks di mana pun di dunia," kata Greg.

Lebih jauh Greg mengatakan, Australia juga terkesan dengan partisipasi para pemilih Indonesia yang mengikuti pemilu legislatif dengan damai dan masyarakat dapat menerima hasilnya.

"Kami ucapkan selamat untuk Indonesia yang telah menyelenggarakan pemilunya," ujar Greg.

Dalam debat calon presiden pada Minggu 22 Juni 2014, Prabowo Subianto mengatakan Indonesia bukanlah ancaman bagi Australia terkait hubungan kedua negara yang sempat menurun beberapa waktu lalu.

"Kita bukan ancaman bagi Australia. Karena kita ingin bersahabat dengan Australia. Maka kewajiban kita untuk yakinkan, kita ingin jadi tetangga yang baik," kata Prabowo.

Sementara, calon presiden Joko Widodo mengatakan unsur kepercayaan menjadi elemen penting dalam hubungan diplomatik Indonesia-Australia.

"Yang diperlukan adalah diplomasi pemerintah dengan pemerintah, pelaku bisnis dengan pelaku bisnis, dan masyarakat Indonesia dengan Australia. Ini yang akan mengurangi konflik-konflik yang ada," kata Jokowi.

Pilpres 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres-cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). (Ant)

Baca juga:

Australia Tetap Kerja Sama dengan RI Siapapun Presidennya
Ahok Tawari Australia Ternak Sapi di Pulau Seribu dan Belitung
Mau Bangun Gedung Terbesar, Dubes Australia Temui Ahok 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya