Liputan6.com, Jakarta Mungkin jarang di antara kita yang memperhatikan keseimbangan asam-basa pada makanan yang dikonsumsi. Kita terlalu cuek terhadap hal kecil seperti ini. Padahal, melakukan hal yang kita anggap sepele, berarti penting bagi kesehatan tubuh.
Tahukah Anda, menjaga keseimbangan asam-basa pada pola makan, telah diterapkan Nabi Muhammad SAW? Sebagai umat-Nya, tak ada salahnya untuk mengikuti apa saja yang dilakukan oleh beliau dalam menerapkan pola makan seperti itu.
Dalam buku berjudul `Solusi Sehat Islami`, Ketua Forum Kajian Islam dan Kedokteran Indonesia, dr Muhammad Suwardi menjelaskan secara lengkap terkait pola makan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, ditulis Health Liputan6.com pada Jumat (4/7/2014)
Ia menulis bahwa Rasullah selalu mengombinasikan makanan yang berbeda jenis. Tujuannya, untuk saling melengkapi, baik dari segi gizi maupun dari sifatnya (asam-basa) dapat saling menetralkan.
"Misalnya, mentimun dengan kurma, atau melon dengan kurma," kata Suwardi menjelaskan.
Dari segi gizi, jelas Suwardi, kurma sedikit mengandung air. Tapi, kurma memiliki kalori yang cukup tinggi. Yaitu, seratus gram kalori. Mentimun dan melon, mengandung kurang lebih 75 persen kalori dan serat.
"Melon dan mentimun berkalori rendah, tapi kandungan airnya tinggi. Kira-kira 95 persen," kata Suwardi.
Abdullah bin Ja'far meriwayatkan bahwa Rasullah pernah memakan buah mentimun dengan kurma matang-matang.
Sebagai contoh, ketika akan dipinang oleh Rasullah, tubuh Aisyah sangat kurus. Para sahabat tidak menemukan cara atau obat yang dapat menggemukan tubuhnya. Aisyah pun berkata,"Obatilah aku tanpa menggunakan apa-apa."
Tak lama kemudian, para sahabat memberikan melon dan kurma pada Aisyah. Beberapa hari mengonsumsi buah tersebut, tubuh wanita cantik itu semakin berisi. Hal ini karena melon yang dapat mengenyangkan perut, dan kurma yang kaya akan protein, karbohidrat, dan lemak.
Menurut Suwardi, secara alamiah dan medis, pola makan yang dilakukan oleh Rasullah merupakan suatu kombinasi ideal karena berprinsip pada keseimbangan asam-basa.
"Tubuh akan sehat jika berada dalam kondisi seimbang," kata Suwardi.
Menurunnya pH sedikit saja ke arah asam atau kenaikan pH ke arah basa akan mudah menimbulkan suatu penyakit.
Panas identik dengan asam, maka apabila tubuh kelebihan asam akan menimbulkan panas yang berlebihan di dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan tubuh rentan terserang berbagai penyakit seperti sakit kepala, hipertensi, serangan jantung, stroke, serta sakit maag.
Sedangkan dingin, identik dengan basa. Jika tubuh mengandung basa yang berlebih, akan mudah menimbulkan penyakit seperti tekanan darah rendah, batuk, flu, bronkitis, dan mudah lelah.
"Maka itu, kita perlu menjaga keseimbangan asam-basa tubuh seperti yang dicontohkan oleh Rasullah," kata Suwardi.
Pola Makan Nabi Muhammad SAW, Perhatikan Asam-Basa
Padahal, melakukan hal yang kita anggap sepele, memiliki arti penting bagi kesehatan tubuh.
diperbarui 04 Jul 2014, 16:00 WIBMengonsumsi sayur dan buah saja tidak berarti bisa membantu menurunkan berat badan.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Benarkah Nasib Kita Tak Dapat Diubah Lagi setelah Usia 40 Tahun? Buya Yahya Menjawab
Polisi Periksa CCTV dan Pisau Dapur di Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak
Kate Middleton Puyeng Jelang Pangeran George Masuk SMP
Geger Warga Way Kanan Lampung Temukan Granat di Lahan Kosong
Planet Kepler-62f Mirip Planet Miller dalam Film Interstellar Karya Christopher Nolan
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 3 Desember 2024
Bima Arya soal Usulan Polri di Bawah Kemendagri: Harus Ada Proses Politik di DPR
BMKG: Waspada Peningkatan Kecepatan Angin di Perairan Lampung hingga 7 Desember 2024
Jaminan Dosa Diampuni, Ini 2 Cara Taubat Menurut Ibnu Athaillah as-Sakandari
Prabowo Ungkap Capaian Kinerja Pemerintah Selama Satu Bulan Menjabat
Gara-Gara Sebotol Minuman, Penjual Buah di Bandar Lampung Setubuhi Siswi SD 5 Kali
Thalia dan Thania Putri Onsu Jadi Muse Leura Prive di Jakarta Kids Fashion Festival 2024