Liputan6.com, Jakarta Setelah membuat banyak pendengar musik di Tanah Air terlena dengan single penangkal galau bertajuk "Terlatih Patah Hati", band asal Yogyakarta, The Rain memutuskan untuk kembali masuk ke studio guna menggodok album keenam mereka yang ternyata sempat menjadi "mimpi yang tertunda" bagi para Rainkeeper --sebutan untuk penggemar The Rain--.
Maklum saja, usai menelurkan album "Jingga Senja dan Deru Hujan" pada 2012 lalu, band yang beranggotakan Indra Prasta (vokal), Iwan Tanda (gitar), Ipul Bahri (bass), dan Aang Anggoro (drum) itu membuat Rainkeeper tenggelam dalam rindu karena tak adanya single-single baru yang muncul dari tangan mereka.
Advertisement
Tak heran, saat Terlatih Patah Hati dirilis pada akhir 2013 kemarin, tanggapannya pun luar biasa besar. Apalagi, di lagu tersebut, The Rain berani mengubah arah bermusiknya lewat lirik yang lebih optimis.
Lantas apakah album keenamnya nanti akan membawa tema yang seragam dengan Terlatih Patah Hati? Dan seberapa kuat single tersebut di mata The Rain?
"Terus terang, lagu Terlatih Patah Hati memang membuat perubahan yang cukup drastis dalam arah bermusik kami. Karena itu di album keenam nanti, kami akan mencoba meneruskan arah ini,' jawab Indra Prasta saat dihubungi Liputan6.com, sore (4/7/2014) ini.
"Jadi, walaupun lagunya banyak mengangkat tema getir dan patah hati, cara pembawaannya bakal berbeda karena dinyanyikan dengan lirik dan nada yang riang," lanjutnya.
Untuk total lagunya sendiri, Indra mengisyaratkan setidaknya akan ada 8 lagu baru. Termasuk Terlatih Patah Hati yang konon menjadi alasan kedua dalam terciptanya album ini.
"Album ini adalah jawaban para fans yang sudah begitu lama menanti karya baru dari The Rain. Salah satu tujuan lainnya adalah memberi rumah bagi single Terlatih Patah Hati."
Lalu, dengan kondisi industri musik Indonesia yang mulai beralih ke ranah digital, apakah The Rain akan merilis album keenam mereka dengan format tersebut?
"Kami memutuskan untuk tetap merilis album kami dalam bentuk fisik. Karena banyak fans yang menunggu album baru kami dalam bentuk fisik. Lagipula kasihan kalau album keenam ini sampat tak memiliki bentuk fisik, sementara album 1-5 kami memiliki rumahnya masing-masing." pungkas Indra.
Sebagai catatan, sebagai salah satu band senior Tanah Air, The Rain memang termasuk salah satu band yang mendukung eksistensi album fisik. Hal itu sempat diucapkan oleh sang basis, Ipul Bahri beberapa waktu lalu.
"Kami lahir di sebuah era dimana fisik menjadi salah satu kenikmatan visual ketika mendengarkan musik." ungkapnya.
"Dari coretan-coretan kata yang terdapat di cover CD, tersirat juga rasa saling menghargai antara para musisi dengan penggemar. Ibaratnya, lewat ucapan terima kasih yang dituliskan masing-masing personel, penggemar bisa tahu dengan siapa saja idolanya berteman. Dan dari sana, bisa tersampaikan juga wujud saling menghargai antara band dengan pendengarnya. Oleh karena itu, dari kacamata saya, album fisik harus tetap dibuat." tutup Ipul.
Rencananya, kembali diproduseri Stephan Santoso, album yang dibuat secara indie ini akan dirilis di akhir tahun mendatang.(Feb/Rul)