Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah harus mencari pendapatan lebih banyak untuk menutupi pembengkakan anggaran subsidi akibat meningkatnya kuota bahan bakar minyak (BBM) pada 2015.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2015, Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR telah menyepakati kuota BBM subsidi dalam kisaran 47 juta kiloliter (kl) sampai 48 juta kl, lebih tinggi dari kuota APBN Perubahan 2014 sebesar 46 juta kl.
Advertisement
"Pengaruh banyak sekali cari uang lebih banyak. Jadi harus nambah income, kaya nambah anak jadi nambah lagi bebannya, jadi harus lebih giat lagi bekerja," papar Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/7/2014).
Jero menilai kenaikan kuota BBM itu sangatlah wajar. Pasalnya, jumlah kendaraan di Tanah Air terus meningkat. Misalnya jumlah motor yang bertambah 9 juta unit per tahun, kemudian mobil 1,2 juta unit. kendaraan terus mengalami peningkatan setiap tahun.
"Kalau logika benar, pasti naik kuota BBM-nya," kata Jero.
Untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi tersebut, lanjut Jero, pemerintah harus melakukan sejumlah program penghematan dan pengetatan pengawasan distribusi agar tidak terjadi penyelundupan.
"Penyelundupan juga harus ditangkapi," pungkasnya. (Pew/Ndw)