Biaya Operasional Tinggi, Railbus Solo-Wonogiri Dihentikan

Biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan moda transportasi itu cukup mahal, tak sebanding dengan harga tiket.

oleh Fajar Abrori diperbarui 06 Jul 2014, 02:38 WIB
Railbus Jurusan Solo-Wonogiri. (Reza Kuncoro/Liputan6.com)

Liputan6.com, Solo - PT Kereta Api Indonesia tidak bisa mengoperasikan railbus Batara Kresna jurusan Solo-Wonogiri. Dihentikannya pengoperasian tersebut disebabkan tingginya biaya operasional tidak sebanding dengan harga tiket. Karena itu, dibutuhkan suntikan dana dari public service obligation (PSO).

Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan mengatakan, railbus tidak bisa berjalan karena dalam satu rangkaian hanya terdapat 74 seat, sehingga biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan moda transportasi itu cukup mahal. "Sehingga kalau tanpa PSO jadi beban biayanya akan sangat mahal," kata dia di Stasiun Balapan Solo, Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (05/07/2014).

Lebih lanjut dia mengungkapkan, jika tanpa dana PSO maka harga tiket dijual secara komersial dengan kisaran antara Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per orang. Dengan harga setinggi itu dipastikan terlalu memberatkan masyarakat. "Ya memang harus pakai PSO yang jumlahnya besar sekali, sebab dengan kapasitas yang sedikit sangat berat," keluhnya.

Jonan pun mempertanyakan saat perencanaan pembuatan railbus itu dipikirkan terkait soal biaya operasionalnya. "Wong saya juga nggak ikut bikin, seharusnya tanya sama yang bikin, kenapa dulu ada railbus," ujarnya.

Untuk diketahui, railbus itu merupakan progam hibah dari Kementerian Perhubungan yang diberikan kepada Pemerintah Kota Solo. Railbus dibuat oleh PT Inka Madiun dengan anggaran senilai Rp 16 miliar.

Railbus diresmikan oleh Menteri Perhubungan saat itu, Freddy Numberi dan disaksikan Wali Kota Solo saat itu, Joko Widodo atau Jokowi pada 26 Juli 2011. Namun, railbus tersebut beroperasi hanya sebentar untuk melayani jalur Solo-Wonogiri.

Baca juga:

Railbus Batara Krisna Resmi Beroperasi
Peluncuran Railbus Batara Kresna Diundur
Railbus Produk Ideal Transportasi Massal

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya