Dengan Rp 1 Miliar, Pertumbuhan Ekonomi Desa Bisa Kalahkan Kota

Dengan pembangunan infrastruktur yang memadai maka akan ada sarana yang menjadi penyambung antara desa dengan kota.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Jul 2014, 18:07 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kandidat calon presiden (capres) nomor urut 1 Prabowo Subianto menyatakan bahwa jika terpilih sebagai presiden pada pemilihan presiden (pilpres) tahun ini, maka dirinya berjanji untuk menganggarkan dana minimal Rp 1 miliar per desa. 

Salah seorang tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang juga merupakan Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi mengatakan, kandidat capres nomor urut 1 menjanjikan hal tersebut untuk mendorong pembangunan di desa, sehingga tidak lagi dianggap tertinggal.

"Pak Prabowo bilang dimulai dengan Rp 1 miliar per desa. Itu supaya desa punya modal dan bisa membangun infrastrukturnya," ujarnya di Jakarta seperti ditulis Minggu (6/7/2014).

Menurutnya, dengan anggaran tersebut maka akan mengubah desa-desa yang selama ini dianggap tertinggal akan menjadi kota-kota baru dan sejajar dengan kota-kota yang telah ada.

Namun, Suhardi menyatakan bahwa target tersebut tidak mudah tercapai mengingat banyak hal yang harus dibenahi di desa seperti ketersediaan infrastruktur dan sarana transportasi.

"Yang menjadi masalah, desa selalu dianggap tidak punya sarana dan infrastruktur makanya ekonomi di sana tidak berkembang. Kalau angkutan massal berjalan, maka tidak ada perbedaan  antara kota dan desa. Masing-masing saling berkembang dan ekonominya saling mendukung. Ini akan membuat desa dan kota menjadi setara," kata dia.

Dengan pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi yang memadai maka akan ada sarana yang menjadi penyambung antara desa dengan kota di sekitarnya. Namun infrastruktur dan sarana transportasi yang dibangun pun harus yang bersifat massal sehingga tidak menimbulkan kemacetan seperti yang terjadi di kota-kota besar selama ini.

"Angkutan yang efisien, terjangkau, aman, cepat, dan bisa untuk mengangkut hasil produk desa seperti kereta api dan angkutan sungai. Bukan angkutan darat yang secara pendanaan lebih mahal. Kalau dengan mobil atau motor, mereka tidak bisa mengangkut sapi atau komoditas lain," jelasnya.

Dia juga yakin, bila kedua hal tersebut dilakukan maka ekonomi di desa akan mengalami perkembangan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan di kota. Hal ini karena pada dasarnya desa lebih bersifat produktif dibandingkan kota.

"Dengan begitu, akan ada perkembangan yang luar biasa. Bahkan ekonomi akan berkembang lebih cepat di desa. Ini karena kota lebih bersifat konsumtif sementara desa bersifat produktif. Desa akan bisa memenuhi kebutuhan kota sehingga kita tidak perlu lagi impor," tandasnya. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya