Liputan6.com, Jakarta Para atlet tenis yang bertanding dalam turnamen tenis tertua di dunia, Wimbledon, akan semakin terbatas ruang fashionnya. Pasalnya seperti dilansir dari The New York Times, Senin (7/7/2014), pihak penyelenggara turnamen yang pertama kali diadakan tahun 1877 di Inggris ini memperketat aturan pakaian para atlet.
Advertisement
Dress code bagi para atlet di ajang paling bergengsi olah raga tenis ini adalah putih. Sebelum adanya peraturan terbaru, para atlet masih punya cukup ruang untuk memberi warna lain pada pakaian tanding mereka. Misalnya menggunakan headbands atau bandana dengan warna selain putih.
Kini peraturan terbaru menyebut bahwa topi, headbands, bandana, sepatu, dan pakaian bagian dalam yang dapat terlihat saat beraksi, harus berwarna putih. Garis tepi berwarna selain putih hanya diperbolehkan berukuran maksimal 1 centimeter. Warna putih yang digunakan juga tak boleh jenis off-white atau cream.
Roger Federer, petenis ternama asal Swiss yang telah memenangkan Wimbledon sebanyak 7 kali, mengatakan bahwa aturan tersebut terlalu ketat. “Putih, putih, semuanya putih. Saya pikir aturan tersebut terlalu ketat,” ujar Federer. Turnamen Wimbledon 2014 diselenggarakan pada 23 Juni - 6 Juli 2014. Pada babak final, Federer dikalahkan oleh petenis Novak Djokovic.
Pada tahun 2013, Federer diminta untuk mengganti sepatunya karena sol sepatu Federer berwarba oranye. Fenomena pakaian putih di dunia olahraga tenis dimulai pada akhir tahun 1800-an. Saat itu popularitas tenis semakin meningkat. Penggunaan pakaian warna putih saat bertanding ditujukan agar bekas keringat pemain tak terlihat. Lama kelamaan aturan warna putih berubah menjadi tradisi dan meluas ke item-item fesyen lainnya.