Liputan6.com, Beijing - Laju industri yang pesat membuat polusi udara di China semakin parah. Meski demikian, kondisi tersebut tidak menyurutkan permintaan batu bara dari China ke Indonesia untuk menopang kegiatan perindustrian di negara itu.
Mengutip laman South China Morning Post, Senin (7/7/2014), Agritrade Recources, tambang batu bara di Indonesia di mana China menjadi salah satu pasar terbesarnya, menargetkan untuk meningkatkan produksi dan penjualannya sebesar 30 persen.
Advertisement
Semua itu dilakukan meskipun konsumsi China melambat karena maraknya himbauan pemerintah untuk mengurangi tingkat polusi yang ditimbulkan bahan bakar batu bara.
CEO Agritrade Resources Ng Xin-Wei mengatakan, perusahaannya berencana menambang dan menjual 4,5 juta hingga 5 juta ton batu bara selama satu tahun ke depan hingga Maret 2015. Angka tersebut naik dari jumlah 2,8 juta ton dan 2,8 juta ton pada dua tahun sebelumnya.
"Indonesia dekat dengan China dan India serta biaya produksinya merupakan salah satu yang terendah di dunia mengingat 99 persen hasil produksinya di ambil dari permukaan," ujar Ng.
Saat ini, sebagian besar pasokan batu bara di China menurun. Pertumbuhan produksi listrik di China juga melambat ke level 4,7 persen pada 2012, 7,6 persen pada 2013, dan 5,7 persen sepanjang lima bulan pertama pada 2014.
Penurunan ini berdampak cukup signifikan mengingat 75 persen kebutuhan listrik di China dipenuhi dengan menggunakan bahan bakar batu bara.
Sepanjang tahun lalu, China tercatat mengimpor 57,6 juta ton batu bara dari Indonesia. Jumlah tersebut meningkat dari angka 50 juta ton pada 2012 dan 35,7 juta ton pada 2011.
Sebagian besar batu bara yang diimpor dari Indonesia dicampur dengan batu bara lokal guna mengurangi potensi terjadinya polusi. (Sis/Nrm)