Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali merilis hasil survei tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres yang akan berlaga pada Pilpres 9 Juli 2014. Hasilnya, kedua pasangan bersaing ketat. Yaitu, Jokowi-JK 47,6% dan Prabowo-Hatta 44,9%.
Seperti ditulis SMRC dalam akun Twitter-nya, @saifulmujani, hasil survei yang dilakukan semakin menegaskan bahwa persaingan ketat di antara 2 pasangan capres-cawapres, yaitu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa serta Joko Widodo dan Jusuf Kalla, tidak banyak berubah dalam 2 pekan terakhir.
Namun, bukan berarti waktu yang tersisa tak lagi akan mempengaruhi hasil akhir pilpres besok. Semua tergantung kepada upaya timses pasangan capres-cawapres dalam melakukan mobilisasi.
"Sisa waktu sejak tanggal 4 (Juli) bisa mengubah peta bila ada yang lebih unggul dalam mobilisasi. Termasuk unggul dalam mobilisasi ilegal," tulisnya SMRC, Selasa (8/7/2014).
Yang jelas, lanjutnya, tetap ada potensi akan terjadinya gesekan jika hasil pilpres nantinya sesuai dengan hasil survei yang ada. "Selisih yang ketat dapat memancing untuk tindakan-tindakan ilegal," katanya.
Jika itu memang terjadi, pada akhirnya akan membuat proses pilpres berlarut-larut karena harus melibatkan lembaga lain untuk menjadi wasit, dalam hal ini Mahkamah Konstitusi (MK).
"Bila tindakan ilegal itu MK nilai massif dan terstruktur dan potensial membalik perolehan suara, maka pilpres ulang akan terjadi," tulis SMRC.
Jika pilpres ulang memang terjadi, SMRC melihat hanya membuka peluang kisruh atau bahkan chaos bila penyelenggara pilpres dan aparatur negara terkait tidak jurdil.
"Pilpres ini ujian bagi semua elemen bangsa apakah kita bisa menjaga dan meningkatkan demokrasi kita, dan menghindari disorder. Semoga kita lulus dari ujian ini," tutupnya.
Dalam hasil survei SMRC yang dirilis hari ini, pasangan Prabowo-Hatta meraih 44,9%, Jokowi-JK 47,6%, dan belum tahu, rahasia, atau tidak mau jawab 7,5%.
"Ada selisih 2,7% untuk Jokowi-JK. Dan hanya terpaut 0,5% dari margin of error yang kurang lebih 2,2%. Responden dipilih secara random, multistage random sampling dan valid untuk analisis sebesar 1997," tulis SMRC. Jumlah responden 2.350 orang.
CEO SMRC Grace Natalie membenarkan pihaknya merilis hasil survei melalui akun Twitter resmi mereka. "Atau, bisa juga menengok situs kami. Silakan dikutip," ucap Grace saat dihubungi Liputan6.com via telepon.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman menyatakan akan waspada jika selisih suara pemilihan presiden di bawah 5 persen. Hal ini menurutnya, dalam rangka mencegah hal-hal dan situasi yang tidak diinginkan.
"Kalau selisihnya dibawah 5 persen kita waspada. Kalau di atas 5 persen aman," kata Budiman usai menggelar teleconference dengan KPU, Bawaslu dan 17 Pangdam se-Indonesia di Mabes AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Minggu 6 Juli 2014. (Yus)
Advertisement