Liputan6.com, New York - Bumbu dapur biasanya hanya berperan sebagai penyedap rasa dalam sajian masakan utama yang bisa diperoleh dengan harga murah. Tapi ada satu jenis bumbu dapur yang membuat ibu rumah tangga dan koki tidak berani membuangnya sia-sia walau hanya sedikit.
Adalah saffron, rempah-rempah termahal di dunia yang pertama kali ditemukan ribuan tahun lalu. Sejak saat itu, saffron digunakan sebagai bumbu dapur untuk masakan utama di berbagai negara.
Advertisement
Harga per kilogramnya saja bahkan mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah. Bandingkan dengan garam yang biasa dijual dengan seharga Rp 450/Kg hingga Rp 750/Kg saat ini.
Harganya melambung tinggi di berbagai negara di dunia karena rempah yang satu ini dapat memberika rasa yang kaya pada makanan. Saffron berasal dari bagian bunga Crocus yang berwarna ungu segar.
Berikut ulasan mengenai salah satu bumbu dapur termahal dunia yang harganya bisa melampaui emas seperti dikutip dari BBC.co.uk, Taste.com, greensaffron.com, dan sejumlah sumber lain, Selasa (8/7/2014):
Asal Saffron
Asal Saffron
Hingga saat ini masih belum jelas, kapan pertama kali saffron ditemukan dan mulai digunakan sebagai bumbu dapur. Namun jika dilihat dari dokumentasinya, saffron sudah mulai digunakan sejak 4.000 tahun lalu.
Setelah itu, seiring berkembangnya peradaban dunia, saffron pun tersebar dari satu negara ke negara lain. Dalam catatan sejarahnya, Saffron ternyata tak hanya digunakan sebagai bumbu dapur, tapi juga parfum dan sampo.
Saffron merupakan rempah-rempah yang diperoleh dari benang sari bunga Crocus yang biasa juga dikenal sebagai Rose Saffron. Benang sari yang dikeringkan lantas diolah menjadi Saffron.
Untuk memproduksi setengah kilo saffron saja, diperlukan sekitar 70 ribu hingga 250 ribu bunga Crocus. Bunga tersebut harus dipetik langsung saat sedang merekah untuk menghasilkan rempah-rempah yang sedap.
Advertisement
Harga di Beberapa Negara
Harga saffron di berbagai negara
Sebagai rempah-rempah termahal di dunia, saffron dijual dengan harga selangit di berbagai negara. Di Brasil, harga saffron dijual dengan kisaran harga US$ 1.000 atau Rp 11,71 juta per kilogram (kurs: Rp 11.712/US$).
Di Chicago, Amerika Serikat, saffron dijual dengan harga lebih tinggi seharga US$ 6.790 atau Rp 79,5 juta per kilogram. Sementara di Inggris, para pedagang menjual saffron seharga 355 pound sterling atau setara Rp 7,11 juta per kilogram.
Harga saffron di India juga tidak kalah melejit yaitu sekitar 300 ribu atau setara Rp 58,54 juta per kilogram. Tak heran, makanan yang menggunakan saffron sebagai bumbunya seringkali menjadi sajian termahal.
Penyebab Tingginya Harga
Alasan yang membuat harga saffron selangit
Harga rempah-rempah yang berkisar antara belasan hingga puluhan juta rupiah memang mengundang tanya. Apa yang membuat harga bumbu dapur tersebut melejit sangat tinggi?
Dimulai dari prosesnya, saffron bukan rempah-rempah yang mudah didapat. Seperti dikatakan sebelumnya, dibutuhkan sekitar 250 ribu bunga untuk menghasilkan setengah kilo saffron.
Bayangkan saja, 250 ribu bunga Crocus nyaris setara dengan tiga kali ukuran lapangan sepakbola. Sulitnya mengumpulkan dan memetik bunga tersebut menjadi salah satu alasan tingginya harga saffron.
Waktu yang dihabiskan untuk memanen bunga Crocus juga merupakan salah satu pemicu naiknya harga saffron. Bunga Crocus juga kebanyakan tumbuh di Iran, Spanyol dan India.
Satu bunga hanya memproduksi tiga pucuk benang sari yang dipetik langsung, dikeringkan dan dijual ke seluruh dunia. Bahkan rempah-rempah ini juga dapat memberikan rasa yang menyerupai madu yang membuat banyak orang menyukainya. (Sis/Ndw)
Advertisement