Liputan6.com, Connecticut - Sekelompok peneliti di Amerika Serikat menemukan sebuah fosil burung. Usianya mencapai 25 juta tahun.
Dilansir dari BBC, Selasa (8/7/2014), fosil itu dinyatakan sebagai burung terbesar sepanjang sejarah. Sebab rentang sayapnya saja mencapai sekitar 6,1 meter hingga 7,4 meter.
Advertisement
"Fosil yang kita temukan ini benar-benar luar biasa. Baik dari aspek ukuran maupun dari segi keawetannya," ujar Daniel Ksepka, kurator sains Bruce Museum.
Sebenarnya, fosil dari makhluk zaman purba tersebut sudah digali 30 tahun lalu di negara bagian South Carolina, AS. Namun, para ilmuwan baru dapat mengidentifikasi spesiesnya. Kemudian, temuan ini baru dipublikasikan ke dalam jurnal ilmiah PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences) di Amerika Serikat.
Berdasarkan penelitian yang ditinjau dari cara terbang, spesies fosil burung ini termasuk ke dalam Pelargonis yang bentuknya mirip burung Albatross. Burung itu hanya sesekali mengepakkan sayapnya dan mengandalkan aliran udara untuk tetap melayang. Burung jenis itu hanya menggunakan sedikit tenaga saat mengudara.
Raksasa terbang itu diberi nama Pelargonis sandersi -- yang ukurannya disebut-sebut dua kali lipat dari burung Albatross.
Saat ini, Albatross adalah burung terbesar yang senang berpetualang dan masih dapat kita jumpai di alam bebas.
Sementara dari strukturnya, Pelagornis sandersi mirip burung camar raksasa yang hidup di sekitar laut. Ia juga merupakan burung yang menghabiskan sebagian besar waktunya melayang di atas samudera, untuk berburu ikan dan cumi-cumi.
Para peneliti juga meyakini, Pelagornis sandersi juga melampaui burung Argentavis magnificens.
Argentavis magnificens atau yang disebut burung kondor diperkirakan hidup 6 juta tahun yang lalu di kawasan Amerika Selatan. Rentang sayapnya mencapai 5,7 meter hingga 6,1 meter. Sebelumnya, unggas tersebut tercatat sebagai burung yang terbesar di Belahan Barat.
"Dalam melakukan analisis, para ilmuan dibantu aplikasi model komputer yang dapat merekonstruksi ulang berdasarkan susunan tulang yang ditemukan. Hasilnya, disimpulkan bahwa Pelagornis sandersi dapat terbang dengan kecepatan 10 meter per detik. Ini lebih cepat dari atlet lari jarak pendek 100 meter," beber Ksepka.
Para ilmuwan menuturkan, burung-burung berukuran besar ada di bumi berjuta-juta tahun silam dan banyak ditemukan fosilnya. Mereka diperkirakan mulai punah sekitar tiga juta tahun lampau.
Ksepka dan para ilmuwan lainnya juga belum tahu penyebab dari kepunahan burung tersebut. (Safira Badri)