Usai Pilpres, Ini Sektor Saham yang Patut Diperhitungkan

Pemilihan presiden bakal digelar pada Rabu 9 Juli 2014. Lalu setelah pemilihan Presiden itu, sektor saham apa yang masih menarik?

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jul 2014, 16:42 WIB
Mengikuti bursa global dan regional, Indeks Harga Saham Gabungan turun tipis 8,3 poin ke level 4.983 pada pra pembukaan perdagangan saham.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor saham konstruksi menjadi salah satu sektor saham yang dapat dicermati pelaku pasar setelah pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014. Kedua pasangan calon Presiden yaitu Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang akan menggenjot proyek infrastruktur dapat memberikan sentimen positif untuk sektor saham konstruksi.

Selama semester I 2014, sektor saham properti dan infrastruktur memimpin penguatan sektor saham. Sektor saham properti yang terdiri dari saham properti dan konstruksi naik 20,67 persen ke level 406,66 pada 30 Juni 2014. Lalu diikuti sektor saham infrastruktur yang terdiri dari utilities dan transportasi.

Dalam riset PT Daewoo Securities, seperti dikutip pada Selasa (8/7/2014) menyebutkan, kedua calon Presiden yaitu Prabowo Subianto dan Joko Widodo sama-sama memiliki komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan pertumbuhan ekonomi itu dapat berdampak positif ke bursa saham.

Selain itu, kedua kandidat presiden ini memberikan perhatian untuk infrastruktur. Hal itu karena infrastruktur memegang peranan penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.

"Jokowi memiliki konsel "tol laut" atau jalan laut dengan master plan untuk membangun pelabuhan besar di setiap pulau di Indonesia. Sedangkan Prabowo berkomitmen untuk memprioritaskan 4.000 KM rel kereta api," tulis riset itu.

Sementara itu, Analis PT BNI Securities, Thendra Crisnanda menuturkan, pelaksanaan pemilihan Presiden menjadi salah satu pertimbangan pelaku pasar. Sentimen politik itu mendominasi gerak indeks saham termasuk sektor saham dalam jangka menengah.


Cermati Sektor Saham Konsumsi dan Konstruksi

(Foto: Antara)


CERMATI SEKTOR SAHAM KONSUMSI DAN KONSTRUKSI

Analis PT BNI Securities, Thendra Chrisnanda mengatakan, di tengah volatilitas pasar saham, ada sektor saham cenderung defensif. Sektor saham infrastruktur dapat menjadi pilihan pelaku pasar.

"Fokus kedua pasangan calon Presiden itu juga membenahi infrastruktur. Dengan melihat kondisi itu maka sektor infrastruktur masih menarik," kata Thendra, saat dihubungi Liputan6.com.

Thendra menyarankan sejumlah saham di sektor infrastruktur dan konstruksi antara lain saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT PP Tbk untuk jadi pertimbangan pelaku pasar.

Sedangkan sektor saham lainnya yang menjadi pilihan yaitu saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Menurut riset PT Daewoo Securities, pembangunan infrastruktur yang disarankan kedua kandidat menjadi pertanda baik bagi perekonomian secara keseluruhan. Selain itu, peningkatan infrastruktur akan menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

"Kami menyarankan investor untuk memperhatikan sektor konstruksi terutama BUMN karena komitmen calon presiden dalam membangun Indonesia lebih baik," tulis riset itu.

Adapun empat saham konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tercatat di pasar modal Indonesia antara lain PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

"Dari segi valuasi, Adhi saat ini diperdagangkan pada forward P/E terendah di kisaran 12,7x dibandingkan perusahaan sejenis. Return on equity (ROE) ADHI untuk 2014 diperkirakan menjadi tertinggi dibandingkan dengan rata-rata pesaing di sekitar 23,4 persen," tulis riset tersebut.

Selain sektor saham infrastruktur, Thendra memilih sektor saham konsumsi untuk menjadi pertimbangan pelaku pasar usai pemilihan Presiden. Sektor saham konsumasi menjadi pilihan karena jumlah penduduk Indonesia besar mendukung perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor konsumsi.

"Saham-saham yang dapat menjadi pilihannya ada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA). Selain itu, ada saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF)," kata Thendra.

Meski euforia politik membayangi pasar saham, Thendra mengingatkan pelaku pasar untuk tidak agresif melakukan pembelian saham. Ia menyarankan, pelaku pasar untuk bertahap melakukan aksi beli sejumlah saham apalagi mengingat indeks saham sudah premium. (Ahm/)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya