Kekawatiran Konflik Irak Mereda, Harga Minyak Terus Melandai

Patokan harga minyak dunia berada di bawah level US$ 110 per barel untuk pertama kalinya dalam empat minggu ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Jul 2014, 06:45 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, New York - Harg minyak dunia kembali turun setelah kekawatiran akan gangguan pasokan dari Timur Tengah mereda. Kisruh geopolitik di Irak belum mempengaruhi nilai ekspor negara tersebut.

Harga minyak patokan US West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus turun 13 sen menjadi US$ 103,40 per barel di New York Mercantile Exchange. Penurunan ini terjadi selama delapan hari berturut-turut.

Sementara itu, harga patokan minyak untuk Eropa untuk pengiriman Agustus turun US$ 1,30 menjadi US$ 108,94 per barel dalam perdagangan di London.

Analis Citi Futures, Tim Evan menjelaskan, pasar minyak mentah mengalami tekanan dalam beberapa hari ini karena beberapa alasan. Pertama karena ekspor minyak mentah dari Libya akan segera dilanjutkan.

"Kedua, ternyata pemberontakan Sunni di Irak tidak akan berdampak terlalu besar terhadap produksi dan ekspor minyak di negara tersebut," jelasnya seperti tertulis dalam channelnewsasia.com, Rabu (9/7/2014).

Analis Commerzbank, Carsten Fritsch mencatat bahwa harga di kedua bursa yang menjadi patokan harga minyak mentah tersebut mengalami penurunan selama sembilan hari dari 10 hari terakhir. Selain itu, harga di kedua bursa tersebut juga mengalami penurunan menjadi di bawah $ 110 per barel untuk pertama kalinya dalam hampir empat minggu.

Harga minyak terus mengalami tekanan sejak minggu lalu sejak Perdana Menteri Libya, Abdullah al-Thani mengatakan bahwa mereka kembali untuk melakukan ekspor karena dua terminal ekspor yang diblokade oleh pemberontak telah berhasil mereka kuasai kembali. (Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya