Presiden Terpilih Dituntut Naikkan Standar Makanan RI

Level standar makanan tertinggi di negara ASEAN, kata Adhi, Indonesia berada di urutan nomor ketiga, kalah dari Malaysia dan Singapura.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Jul 2014, 18:28 WIB
Selama lima tahun terakhir ini, pertumbuhan permintaan makanan beku semakin meningkat.

Liputan6.com, Jakarta - Industri makanan dan minuman Tanah Air dihadapkan dengan kondisi pelik. Untuk bisa masuk ke negara maju, produk-produk tersebut harus memiliki standar makanan British Retail Consortium (BRC). Saat ini saja, standar makanan Indonesia masih kalah dengan negara tetangga.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengaku, hampir seluruh supermarket di Amerika Serikat (AS) dan Eropa sudah meminta agar produk makanan minuman asing yang masuk ke negara tersebut wajib mempunyai standar BRC.

"Level ini jauh lebih tinggi daripada yang dipunya Indonesia, Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP). Ternyata ini sudah nggak berlaku lagi di sana (AS dan Eropa), mereka minta yang lebih tinggi lagi," tuturnya di Jakarta, Selasa (8/7/2014).

Level standar makanan tertinggi di negara ASEAN, kata Adhi, Indonesia berada di urutan nomor ketiga. Masih kalah dari Malaysia dan Singapura, namun menang dari Laos, Myanmar dan Kamboja. "Sedangkan Thailand, Filiphina, dan Brunei satu level dengan kita," ujar dia.

Dia mengaku, standar makanan ke level tertinggi merupakan tantangan besar bagi Presiden baru mendatang. Pasalnya Kementerian Perindustrian telah menetapkan makanan dan minuman sebagai industri strategis.

"Dalam waktu dekat Presiden harus memikirkan ke sana, juga bagaimana caranya meningkatkan standar, mutu, harga serta daya saing. Kalau nggak ikutin, otomatis kita akan kalah meskipun kita bisa produksi," jelas Adhi.

Menurutnya, seluruh negara ke depan akan terus meningkatkan standar makanan. Alasan Adhi karena demi menjaga keamanan produk pangan masing-masing negara dari gempuran produk asing.

"Intinya kan mereka ingin melindungi konsumen, serta menghambat produk (makanan dan minuman) masuk ke negaranya. Tapi ini penting dipikirkan Presiden baru untuk bisa memenangkan di dalam percaturan global," cetus Adhi.  (Fik/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya