Tak Bisa Nyoblos, Dokter dan Pasien RS Sanglah Bali Kecewa

Jadi, ketika jumlah pegawai dan dokter serta pengunjung lebih banyak dari kuota surat suara maka mereka tidak kebagian.

oleh Dewi Divianta diperbarui 09 Jul 2014, 16:33 WIB

Liputan6.com, Denpasar - Kekacauan terjadi di RSUP Sanglah, Denpasar, lantaran ratusan dokter, paramedis, dan pengunjung tak dapat menyalurkan aspirasi politiknya pada pilpres kali ini. Penyebabnya adalah mereka tak kebagian surat suara.

Kesal tak bisa menyalurkan hak politiknya, mereka ramai-ramai memprotes petugas KPPS TPS 11. Apa lacur, petugas KPPS pun tak bisa berbuat banyak lantaran sisa surat suara yang disediakan hanya berjumlah 50 lembar saja. Padahal, dokter, paramedis dan pengunjung pasien berjumlah sekitar 500 orang.

"Kami kecewa tak bisa menggunakan hak pilih kami. Begitu kami tiba di TPS katanya surat suara sudah habis," kata seorang dokter yang enggan disebutkan namanya ketika ditemui di RSUP Sanglah, Rabu (9/7/2014).

Mereka yang sudah berkumpul di lobi hendak menyalurkan hak pilih hanya bisa menahan kecewa. Sesekali mereka bersorak saat melihat rekan mereka yang beruntung dapat menyalurkan hak suaranya keluar dari bilik suara.

Dihubungi terpisah, anggota KPU Denpasar Wayan Arsajaya berdalih memang di rumah sakit tidak ada TPS khusus dan hanya menerima sisa jatah 50 surat suara dari TPS terdekat.

Sesuai ketentuan, pegawai rumah sakit, pasien atau pembesuk di tiga rumah sakit yakni Sanglah, Prima Medika, dan Surya Husada, bisa menggunakan hak suara di TPS terdekat yakni TPS 11, 13, dan 14 di Desa Dauh Puri Denpasar.

"50 surat suara itu diperuntukkan masing-masing 10 pasien, 10 dokter sisanya untuk penunggu pasien," imbuhnya.

Jadi, ketika jumlah pegawai dan dokter serta pengunjung lebih banyak dari kuota surat suara maka mereka tidak kebagian.

"Kami tidak bisa berbuat banyak, karena surat suara sudah habis sesuai jumlah surat suara sisa yang diterima di TPS terdekat," sambungnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya