Mendag Jadikan Pasar Murah untuk Stabilkan Harga

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengapresiasi langkah semua pihak untuk menjaga pasokan dan harga kebutuhan pokok.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Jul 2014, 15:15 WIB
(Foto: Septian Deny/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bandung - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyatakan senang hingga mendekati pertengahan bulan Ramadan seperti saat ini pasokan bahan kebutuhan pokok masyarakat tetap terjaga sehingga membuat harga relatif stabil bila dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

"Saya dan Gubernur (Ahmad Heriawan) melihat persiapan daripada kesiapan bulan Suci Ramadhan dan Lebaran. Pengamatan kami berdua, melihat bahwa harga-harga stabil, cenderung menurun," ujar Lutfi dalam kunjungan ke Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/7/2014).

Dia mencontohnya, harga daging ayam yang sebelumnya sebesar Rp 35 ribu per kg turun menjadi kisaran Rp 32 ribu-Rp 33 ribu per kg. Namun harga telur ayam mengalami kenaikan dari sebelum Ramadhan yang sebesar Rp 19 ribu menjadi 20 ribu per kg.

"Saya terima kasih kepada Gubernur, bahwa stok untuk kesiapan Idul Fitri ini bagus. Ada kenaikan sedikit, karena mau Lebaran, ada yang mau bikin rendang, kue, dan lain-lain. Stok di Jawa Barat dalam kondisi yang baik. Mudah-mudahan, kita bisa sambut lebaran dengan baik," lanjutnya.

Selain itu, secara nasional harga-harga kebutuhan pokok masyarakat menurutnya masih dalam kondisi yang baik. Seperti harga daging sapi yang sebelum bulan Ramadhan mencapai Rp 97 ribu per kg kemudian mengalami kenaikan pada awal Ramadhan menjadi Rp 101 ribu per kg. Namun pada saat ini telah turun berkisar antara Rp 95 ribu-Rp100 ribu.

"Artinya barangnya ada, karena stok melimpah, tidak masalah. Harga gula dan harga besar malah di bawah harga rata-rata nasional. Ini karena Jawa Barat dikenal lumbung. Mudah-mudahan semuanya baik," katanya.

Sementara itu, untuk harga daging ayam juga yang saat ini dinilai stabil antara Rp 28 ribu-Rp 31 ribu sehingga memberikan kepastian harga bagi peternak mandiri.

Hal yang sama juga diharapkan berlaku pada harga beras meskipun harus menghadapi masa el nino, dan angka ramalan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukan terjadi penurunan pada produksi padi sebesar 2 persen pada tahun ini.

Namun untuk mengantisipasi lonjakan harga tersebut, pemerintah telah menggandeng BUMN seperti Perum Bulog dan PT RNI dengan menggelar operasi pasar. Dengan begitu, masyarakat memiliki alternatif untuk membeli sembako dengan harga murah sekaligus membantu menurunkan harga.

"Ini untuk stablisasi, bukan utuk mendistorsikan harga. Tapi sebagian harga referensi, supaya tidak dispekulasi. Operasi pasar sudah jalan, besarnya kira-kira 200 ribu ton per bulan, terutama untuk raskin yang kita kerjakan khusus untuk Lebaran dan bulan puasa. Saya berharap harga stabil sampai hari raya Idul Fitri. Setelah itu kami hitung lagi berapa harganya," tandas dia. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya