Liputan6.com, Jakarta - Pemungutan suara Pilpres 9 Juli 2014 baru saja dilaksanakan. Hitung cepat langsung diumumkan sejumlah lembaga survei. Akibatnya, 2 pasang capres dan cawapres yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla saling mengklaim kemenangan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, pemerintah sebagai penyelenggara negara bertanggung jawab atas keberlangsungan pilpres yang masih menimbulkan banyak masalah.
"Peran sentral pemerintah sesungguhnya bertanggung jawab atas pilpres ini, maka baik buruknya pemerintah sekarang sangat ditentukan baik buruknya pilpres," kata Din di PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (10/7/2014).
Jika masalah yang timbul di pilpres kali hingga berujung pada kekacauan politik, Din berpendapat hal itu menjadi cerminan yang buruk bagi jalannya pemerintahan saat ini.
"Apabila pilpres tidak berjalan baik, ada kekacauan politik, apalagi kalau tidak terjadi dilantiknya presiden dan wakil presiden baru, maka akan jadi rapor buruk pemerintah sekarang," ucap Din.
2 pasang capres dan cawapres telah menyatakan kemenangan berdasarkan quick count. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebut Jokowi-JK sebagai presiden Indonesia versi quick count. Mega bahkan sampai menangis saat Jokowi-JK unggul berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei.
Begitu juga dengan kubu Prabowo-Hatta. Keduanya menyatakan kemenangan dan melakukan sujud syukur. Namun Prabowo menegaskan menunggu hasil penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli. (Yus)
Advertisement