Harga Cabai Lebaran Ini Paling Mahal Rp 30 Ribu per Kg

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki hari ke-13 puasa, harga cabai terus terkerek naik. Sejak tadi malam, harga cabai rawit merah, cabai kriting merah, cabai hijau dan cabai merah merah mengalami kenaikan dari Rp 1.000-Rp 4.000 per kilogram (kg).

Dari pantauan Liputan6.com di Pasar Senen, Jakarta Pusat, harga cabai cenderung melambung sejak memasuki puasa. Contohnya cabai rawit merah dari Rp 20 ribu menjadi Rp 24 ribu per kg, cabai merah kriting menjadi Rp 16 ribu per kg dari sebelumnya Rp 15 ribu.

Sedangkan untuk cabai rawit hijau, cabai merah dan hijau besar masih stabil dengan masing-masing harga Rp 16 ribu, Rp 18 ribu dan Rp 16 ribu per kilo.

"Harga cabai naik lagi, baru saja semalam saat mengambil di Pasar Induk Kramat Jati. Mungkin karena stoknya sedikit, petani malas nanam mengingat harganya yang murah sekali. Jadi imbasnya ke pasokan berkurang," ucap salah satu pedagang cabai Acip (35) kepada Liputan6.com di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (11/7/2014).

Menurutnya, harga cabai bakal terus meningkat signifikan sampai Rp 10 ribu per kg pada pertengahan puasa. Dan kondisi ini akan berlanjut setelah lebaran.

"Yang pasti untuk puasa dan lebaran tahun ini, harga cabai tidak akan tembus Rp 120 ribu seperti tahun lalu. Paling banter Rp 30 ribu per kg karena nggak ada permainan harga," papar dia.

Hanya saja, Acip bilang, konsumen mulai mengurangi pembelian cabai akibat kenaikan harga itu. "Yang tadinya beli sekilo, jadi cuma seperempat atau setengahnya. Tapi permintaan tetap ada karena ini kan kebutuhan," jelasnya.

Selain cabai, dia menyebut kenaikan harga juga terjadi untuk bumbu dapur dan sayuran lain. Misalnya saja, harga buncis dari Rp 10 ribu pada tiga hari lalu menjadi Rp 12 ribu per kg sekarang ini. Tomat dijual seharga Rp 12 ribu-Rp 13 ribu per kg dari sebelumnya Rp 10 ribu per kg.

"Sementara harga bawang merah dari Rp 12 ribu menjadi Rp 24 ribu per kg dan bawang putih dari Rp 15 ribu menjadi Rp 17 ribu per kg. Kenaikan terjadi karena stok menipis akibat gagal panen di sentra produksi," tutup Acip. (Fik/Ndw)