Liputan6.com, Los Angeles, Amerika Serikat Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan tengah mengembangkan teknologi Iron Man versi nyata. Dilansir The Wall Street Journal melalui Ace Showbiz, Jumat (11/7/2014), Legacy Effects, perusahaan yang bekerja di film franchise Marvel, resmi dipekerjakan untuk membuat desain dan mencetak prototipe 3D untuk pelindung tubuh.
Advertisement
Proyeknya sendiri bernama TALOS. Perusahaan-perusahaan swasta seperti Lockhead Martin, General Dynamics, dan Raytheon juga terlibat dalam pembuatan kostum yang sudah dipersenjatai dan dipastikan anti peluru. Kostum tersebut diperkirakan mampu memonitor tanda-tanda vital serta memberikan kekuatan super pada pemakainya.
"Ketika ada melakukan sesuatu untuk sebuah film, semuanya akan menjadi masuk akal," komentar pendiri Legacy Effects, Lindsay MacGowan. "Sedangkan untuk militer, rasanya itu takkan benar-benar terjadi." lanjutnya.
The Journal melaporkan bahwa harapan pengembang kostum agar TALOS bisa memiliki berat hingga 181.4 kilogram sebenarnya malah menambah masalah.
Pentagon sendiri percaya bahwa kostum seberat 165,5 kilogram itu memerlukan baterai besar untuk menyalakan semua sistem yang diinginkan oleh militer terhadap kostumnya.
Untuk saat ini, masih belum ada cara terbaik untuk menghidupkan TALOS selayaknya yang dilakukan oleh tokoh fiksi Tony Stark. Padahal, hingga kini terhitung USD 10 juta atau setara dengan Rp 115,8 miliar telah dihabiskan untuk proyek ini. Pihak militer juga sebelumnya mengatakan bahwa mereka ingin menyebarkan kostumnya pada 2018 mendatang.(Feb/Rul)