Liputan6.com, Malang- Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi di Malang pada Juli 2014 sekitar 0,66%. Angka tersebut naik dibanding inflasi pada bulan sebelumnya yang hanya 0,31%.
“Inflasi di Juli ini kami prediksi sekitar 0,66%, naik dibanding bulan sebelumnya. Tapi semoga realisasinya tidak benar-benar terlalu tinggi,” kata Kepala BI Malang, Dudi Herawadi di Malang, Sabtu (12/7/2014).
Menurut dia, kenaikan angka inflasi pada bulan ini disumbang harga bahan pokok yang cenderung meningkat. Kenaikan harga dipicu oleh tingginya konsumsi masyarakat selama ramadan dan lebaran. Selain itu, kenaikan tarif transportasi seperti kereta api dan pesawat terbang juga menyumbang inflasi.
“Untuk bahan pangan pokok masih bisa diintervensi agar harganya tidak naik tinggi. Patut diwaspadai justru di tarif tiket kereta api dan pesawat terbang,” ucap Dudi.
Bentuk intervensi untuk menekan harga bahan pangan berupa operasi pasar oleh Bulog. Bahkan Bulog Malang juga mempercepat pendistribusian beras untuk keluarga miskin (raskin). Pemkot Malang bersama pihak swasta juga menggelar pasar murah.
“Bulog juga menjamin kebutuhan beras aman sampai tujuh bulan ke depan. Harga beras harus stabil, kalau pun ada kenaikan jangan sampai terlalu tinggi agar inflasi juga tidak tinggi,” urai Dudi.
Terpisah, Kasi Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengakui jika inflasi pada Juli ini berpotensi lebih tinggi dibanding Juni.
“Bertepatan dengan ramadan dan lebaran, kebutuhan masyarakat juga meningkat. Harga bahan pokok naik, otomatis memicu inflasi,” ujar Erny.
Ia membenarkan tarif kereta api dan pesawat terbang selama arus mudik dan arus balik menjadi penyumbang inflasi. Kendati demikian, BPS enggan memprediksi angka inflasi pada Juli ini.
“Kami tidak bisa memprediksi, harus dilakukan survey harga di pasar. Inflasi di Juli ini akan dipublish pada awal Agustus,” tegas Erny.(Zainul Arifin/Ndw)
Energi & Tambang