Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan pemilihan Presiden Indonesia telah berjalan aman pada 9 Juli 2014. Hal ini memberikan dampak positif untuk perkembangan politik dan ekonomi Indonesia.
Pelaku pasar keuangan dinilai akan lebih optimistis terhadap prospek pasar keuangan dan ekonomi Indonesia ke depan. Meski demikian kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang mendeklarasikan kemenangan memberikan ketidakpastian yang baru di pasar.
Advertisement
Lalu melihat kondisi tersebut, bagaimana analisa dari sejumlah perusahaan sekuritas dan lembaga keuangan terhadap indeks saham usai pemilihan Presiden?
Berdasarkan analisa PT Danareka Sekuritas, investor telah menunggu perkembangan politik bahkan sejak pemilihan umum legislatif. Melihat kondisi itu, posisi underweight yang diambil oleh pasar pelaku pasar berpotensi besar menjadi inflow dalam beberapa waktu ke depan.
"Untuk jangka pendek akan ada inflow dari investor yang selama ini wait and see baik dari lokal maupun investor asing," tulis riset PT Danareksa Sekuritas, yang ditulis, Minggu (13/7/2014).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga 11 Juli 2014, dana investor asing yang masuk pasar modal mencapai Rp 53,62 triliun. Total dana asing yang masuk ke pasar modal untuk periode pekan kedua Juli 2014 mencapai Rp 9 triliun.
Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah yang tembus 11.500 per dolar Amerika Serikat (AS) juga dapat memicu kepercayaan diri pelaku pasar terhadap saham dan obligasi.
Sedangkan untuk saham, penilaian kembali valuasi indeks saham sangat mungkin terjadi. "Dengan perkiraan EPS growth sebesar 15%-17%, ada potensi untuk re-rating valuasi," tulis riset tersebut.
Akan tetapi, hasil pemilihan umum berlangsung ketat dan kedua pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang mendeklarasikan kemenangan membuat ketidakpastian meski tidak sebesar sebelum pelaksanaan pemilihan umum.
Namun untuk jangka panjang bursa saham akan kembali ke kondisi fundamental dengan perkembangan makro ekonomi dan kinerja emiten akan menjadi perhatian lebih dibandingkan politik seperti sekarang ini.
Prediksi Gerak IHSG Usai Pilpres
Prediksi Gerak IHSG Usai Pilpres
Sementara itu, riset PT Henan Putihrai menyebutkan hasil pemilihan umum Presiden (Pilpres) ketat dengan kedua calon presiden masih memiliki kemungkinan 50 persen untuk menang mengindikasikan tingkat volatilitas masih tinggi terhadap pergerakan saham dan IHSG.
Meski indikasi itu mempengaruhi bursa saham bukan berarti investor tidak dapat menyusun dan mengimplementasikan strategi investasi.
"Kami menilai dalam rentang antara 10-17 Juli 2014, IHSG berpotensi bergerak di kisaran 4.800-5.200 atau dalam rentang lebar.Hal ini dilandasi oleh risiko yang ditimbulkan apabila dilakukan amandemen UU Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD," tulis riset PT Henan Putihrai yang diterima Liputan6.com.
Dalam riset itu juga menyebutkan, agar investor dapat memanfaatkan momentum volatilitas tinggi untuk trading. Investor akan lebih yakin untuk berinvestasi di Indonesia setelah periode pilpres, namun akan lebih bijaksana jika investor dapat melakukan penempatan investasi secara agresif pada 18 Juli 2014. Hal itu mengingat penetapan dan pengumuman hasil secara nasional berpotensi di umumkan pada 20 Juli 2014.
PT Henan Putihrai pun memproyeksikan IHSG akan berada di kisaran 5.500 pada 2014 dengan price earning ratio (PER) 19,1X. Sedangkan IHSG akan berada di kisaran 6.000 dengan PER 18,2X pada 2015 dengan catatan subsidi bahan bakar minyak (BBM) tidak dikurangi.
Sementara itu, IHSG akan berada di kisaran 5.950 dengan PER 18X pada 2014. Sedangkan IHSG akan berada di kisaran 6.350 dengan PER 15,6X pada 2015 bila subsidi BBM dikurangi. (Ahm/)
Advertisement