Liputan6.com, Jakarta - Tradisi masyarakat Indonesia berkirim parcel saat Lebaran dimanfaatkan sebagian orang untuk meraup keuntungan dengan berbisnis perlengkapan parcel.
Salah satu lokasi yang selama ini dikenal menjadi pusat penjualan parcel adalah di Jalan Raya Cikini Jakarta Pusat, tepatnya di dekat stasiun Cikini.
Namun dari pantauan Liputan6.com, Senin (14/7/2014), kondisi penjualan parcel di Cikini kini berbeda dibandingkan sebelumnya.
Advertisement
Jika sebelumnya, berjejer toko-toko tepat di bawah Stasiun Cikini. Kini para pedagang hanya menggelar tenda-tenda yang menjadi lapak. Itu seiring kebijakan PT KAI yang melarang lokasi berjualan di sekitar stasiun.
Pormen (35) seorang pedagang parsel yang mulai buka lapak sebelum puasa mengatakan, meski berjalan di pinggir jalan dengan tempat tidak permanen para pedagang tersebut sudah mendapat restu dari aparat kecamatan dan kelurahan.
"Diizinin, oleh orang kecamatan, kelurahan inikan musiman," kata Pormen saat berbincang dengan Liputan6.com.
Menurutnya, Cikini sudah menjadi lokasi khas penjualan parsel sejak zaman dahulu. Hal ini tentu tidak boleh ditinggalkan, meski kini para pedagang parcel yang dulunya berlapak di stasiun Cikini sudah dilarang PT KAI.
"Ini sudah tradisi dari zaman ke zaman tempat parsel ya, di Cikini bukan Kelapa Gading," tuturnya.
Meski terbilang musiman, namun para pedagang parsel di lokasi tersebut sudah rutin setiap tahun mengais rezeki pada parsel.
Seperti Yunus ( 54) yang mulai membuka lapaknya dua hari sebelum lebaran dan menutup lapaknya dua hari sebelum lebaran.
"Saya musiman dagang parsel di sini (Cikini), tapi sudah tahunan. Setiap tahun saya dagang," pungkasnya.
Berbagai jenis bentuk alas parcel tersedia di sini. Mulai dari ragam warna, maupun bentuk. Pembeli juga bisa meminta jasa hias parcel di lokasi ini. (Pew/Nrm)