Pefindo Ganjar Prospek Indofarma Negatif

Peringkat perusahaan dapat diturunkan kembali jika belum ada kepastian mengenai rencana pembiayaan kembali utang.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jul 2014, 18:15 WIB
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat untuk PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) dari idBBB+ menjadi idBBB-.

Penurunan peringkat itu juga berlaku untuk medium term notes (MTN)  atau surat utang jangka pendek I/2012. Pefindo juga masih menempatkan prospek negatif pada peringkat perusahaan. Demikian mengutip dari keterangan yang diterbitkan, Senin (14/7/2014).

Analis Pefindo, Anies Setyaningrum menuturkan, penurunan peringkat itu disebabkan oleh pelemahan marjin keuntungan secara terus menerus dan peningkatan risiko pembiayaan kembali (refinancing) untuk MTN yang jatuh tempo pada 20 Desember 2014.

"Peringkat dapat diturunkan kembali jika belum ada kepastian mengenai rencana pembiayaan kembali dalam beberapa bulan mendatang," kata Anies.

Pefindo dapat merevisi prospek menjadi stabil jika perusahaan dapat mengatasi tekanan likuiditas dan juga memperbaiki keuntungan dan proteksi arus kas perusahaan.

Peringkat itu  dibatasi oleh menurunnya marjin keuntungan yang menyebabkan proteksi arus kas yang lemah, likuiditas yang ketat dan risiko fluktuasi harga bahan baku.

PT Indofarma Tbk menjadi perusahaan publik sejak April 2001, pemegang saham perseroan per 31 Maret 2014 adalah pemerintah Indonesia dengan kepemilikan saham sebesar 80,7 persen dan publik sekitar 19,3 persen.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertambah menjadi Rp 38,38 miliar selama tiga bulan pertama 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,96 miliar.

Penjualan bersih perseroan naik menjadi Rp 155,07 miliar pada kuartal I 2014 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 123,44 miliar. Perusahaan farmasi ini pun mengantongi kas sebesar Rp 22,52 miliar pada 31 Maret 2014 dari periode 31 Desember 2013 sebesar Rp 121,43 miliar. (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya