Liputan6.com, Jakarta - 7 Partai politik yang mengusung pasangan capres nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bersama-sama mengusung sebuah koalisi yang disebut Koalisi Merah Putih. Namun, koalisi tersebut dinilai masih sama dengan koalisi-koalisi yang dibangun pada pemerintahan sebelumnya.
Hal itu diutarakan pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro. Menurut Zuhro, setiap parpol dalam koalisi, baik itu koalisi kecil ataupun koalisi besar sama-sama memiliki kepentingan di dalam koalisi tersebut. Tak terkecuali dengan Koalisi Merah Putih yang dibentuk Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Bulan Bintang (PBB).
"Menurut saya koalisi sedang atau besar pasti di dalamnya bicara 'siapa duduk di mana', 'di mana mendapatkan apa', katakan 'kekuasaan seperti apa' juga. Jadi, 'siapa mendapat apa' itu kemungkinan semua akan terjadi. Karena karakter parpol seperti itu," kata Zuhro saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (14/7/2014).
Meski demikian, Zuhro mengatakan parpol di dalam Koalisi Merah Putih tentunya tak terlepas membahas tawar menawar kepentingan. Namun saat ini, kata Zuhro, pembicaraan mengenai tawar menawar kepentingan politik masih belum intensif dan mendalam. Sebab, seluruh parpol yang berada di Koalisi Merah Putih masih menunggu hasil resmi perhitungan suara yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Karena bagaimana pun berkeringat semua. Pasti ada kemungkinan (bargaining politik). Sekarang memang belum ada tanda-tanda, masih bicara pepesan kosong. Tapi ketika nanti ada pengumuman dari KPU (22 Juli), menurut saya itu (bargaining politik) juga mulai dibahas, 'siapa duduk di mana' dan sebagainya," tambah Zuhro.
Selain itu, Zuhro berpendapat Partai Gerinda sebagai partai pemimpin di Koalisi Merah Putih mempunyai peran yang penting dalam mengarahkan koalisi tersebut ke depannya.
"Jadi, intinya kalau saya membaca cenderung mengarah kepada yang lalu nama koalisi ini dianggap sebagai timbul. Siapa berperan apa? Jadi ini akan memunculkan nanti kalau timbul seperti ini akan berlanjut. Tapi tergantung partai leading, Partai Gerindra akan seperti apa? Kuncinya ada di situ," jelasnya.
Zuhro menilai koalisi antarparpol yang selama ini terbentuk belum banyak teruji ketika pemerintahan itu sendiri telah berjalan. Menurut Zuhro, berbagai parpol memiliki yang masalah internal menjadi penyebab koalisi yang dibangun itu tidak permanen.
"Tapi kalau kerja partai tertentu yang kental dengan partai pragmatisme dan masalah internalnya belum selesai, ini politik, tidak menutup kemungkinan (tidak permanen)." tutur Zuhro. (Ado)
Pengamat LIPI: Tak Ada yang Baru di Koalisi Merah Putih
7 parpol di dalam koalisi Merah Putih tentunya tak lepas dari membahas tawar menawar kepentingan.
diperbarui 14 Jul 2014, 23:21 WIBPrabowo Subianto diapit oleh Aburizal Bakrie dan Hatta Rajasa di acara yang bertemakan "Presiden Pilihan Rakyat" di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (9/7/14). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Annisa Pohan dan Almira Tonton Fashion Show, Gaya Putri AHY Disebut Elegan dan Modis Berkelas
Diduga Beda Pilihan Calon Bupati, Pemilik Lahan Minta 2 Warga Barru Pindahkan Rumah
Bukti Keberadaan Samudra ke-6, Ini yang Akan Terjadi pada Bumi
Pilihan Karier Setelah Pensiun, Lionel Messi Tolak Lakoni Profesi Ini
Amalan Unggulan yang Harus Dimiliki Seorang Muslim sebelum 'Pulang', Pesan Menyentuh UAH
Siapa Pejabat PN Surabaya Inisial R Yang Bantu Atur Hakim Vonis Bebas Ronald Tannur?
Awas! Beredar Penipuan Lowongan Kerja di PT KAI
Bikin Miris, Guru SMA Bagikan Siswa Kelas 12 Tak Bisa Perkalian dan Pembagian Dasar
Yang Terjadi saat Rumah Mbah Hamid Pasuruan Dilempari Batu oleh Orang Hasud, Pelaku Auto Taubat
La Nina Berpotensi Muncul di Indonesia, Kenali Tanda dan Dampak Buruknya
Prabowo Subianto Kaget Lihat Reaksi Heboh Peserta Acara GSN Saat Sebut Nama Titiek Soeharto
Studi Terbaru Lubang Hitam, Sumber Energi Gelap Sebabkan Perluasan Alam Semesta