Liputan6.com, Gaza - Relawan dari Indonesia yang tergabung dalam Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menduga Israel menggunakan bahan kimia dalam penyerangan wilayah Gaza, Palestina sejak Selasa 8 Juli pekan lalu.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (15/7/2014), warga Gaza yang tidak terkena serpihan bom juga terancam bahaya. Karena bom yang digunakan Israel diduga mengandung fosfor.
Ketua Tim Relawan MER-C di Gaza Muqorobin Al Fikri mengatakan, pasukan Israel tidak menuruti aturan perang. Hal itu terlihat dari banyaknya korban tewas yang berasal dari kalangan warga sipil.
"Temuan kami di lapangan, sekitar 70% dari korban serangan rudal Israel adalah warga sipil. Dan selebihnya berasal dari kalangan militer dan pejuang Hamas" kata Muqorobin.
Hingga saat ini sejumlah bantuan dari luar negeri terus diterima pihak relawan, termasuk dari Indonesia dan Malaysia. Sementara bantuan yang paling dibutuhkan adalah perlengkapan medis yang mumpuni. Mengingat jumlah korban yang terus bertambah.
Saat ini pasukan Israel telah menyepakati gencatan senjata setelah mendapat desakan dari berbagai pihak. Namun, pihak Hamas justru menolak gencatan senjata tersebut. Hal ini karena mereka merasa tidak dilibatkan dalam perundingan gencatan senjata. Serta menilai putusan tersebut dibuat sepihak. (Mvi)
Baca juga:
Advertisement
Ratusan Siswa SD di Makassar Gelar Doa Bersama untuk Gaza