Liputan6.com, New York - Pasar saham Amerika Serikat (AS) memerah saat indeks saham Standard & Poor 500 ditutup jatuh, usai melambung kemarin.
Ini imbas dari kekhawatiran Federal Reserve tentang valuasi perusahaan media sosial dan biotek yang dibayangi estimasi pendapatan Bank yang membaik.
Advertisement
Indeks saham S & P 500 turun 0,2 persen menjadi 1.973,46 pada pukul 4 pm waktu New York usai mengalami rebound kemarin, dari pekan terburuk sejak April.
Sementara indeks The Russell 2000 (RTY) merosot 1 persen. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 7 poin, atau kurang dari 0,1 persen menjadi 17.062.42.
"The Fed mulai memperhatikan valuasi mengingat kemungkinan mereka harus mengubah suku bunga karena telah menjadi katalis yang kuat di pasar," ujar Eric Teal, Kepala Investasi First Citizens Bancshares Inc . di Raleigh, North Carolina melansir laman Bloomberg.
Sementara Indeks Dow Jones Internet Composite merosot 0,7 persen dan Indeks Nasdaq Bioteknologi kehilangan 2,3 persen. Saham Lorillard Inc turun 11 persen setelah Reynolds American Inc mencapai kesepakatan untuk membeli perusahaan rivalnya senilai US$ 27,4 miliar termasuk utang.
Sedangkan saham JPMorgan Chase & Co (JPM) dan Goldman Sachs Group Inc naik setelah perusahaan dilaporkan mendapat laba yang lebih baik dari perkiraan.
Dia menambahkan, saham dengan nilai kecil akan menjadi jauh lebih sensitif terhadap suku bunga. Saham dengan skala kecil dan internet diprediksi akan menjadi korban terbesar dari retret pasar awal tahun ini saat para investor melepas pasar di tengah kekhawatiran adanya valuasi maju terlalu jauh.
"Metrik valuasi muncul di beberapa sektor secara substansial, terutama untuk perusahaan-perusahaan kecil dalam industri media sosial dan bioteknologi, Meskipun penurunan penting dalam harga saham untuk perusahaan-perusahaan tersebut di awal tahun," kata the Fed dalam laporannya.
Pejabat The Fed telah membuat pernyataan peringatan tentang valuasi perusahaan kecil tersebut. Pada bulan Februari, Gubernur Fed Daniel Tarullo mengatakan adanya gelombang pada saham dengan kapitalisasi kecil menjadi salah satu alasan para pembuat kebijakan harus memastikan mereka tidak menciptakan risiko sistemik di pasar keuangan. (Nrm)