Liputan6.com, Fortaleza - Lima negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi cukup pesat yang kini dikenal dengan BRICS akhirnya mendeklarasikan akan mendirikan Bank Dunia dan IMF versinya sendiri pekan ini di Brasil. Meski terlihat kompak, tantangan terbesar kesuksesan BRICS ternyata datang dari anggotanya sendiri yaitu China.
Mengutip laman Reuters, Rabu (16/7/2014), BRICS merupakan gabungan lima negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat yaitu Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Dalam dua tahun terakhir, BRICS terlibat dalam pembahasan yang cukup alot untuk mendirikan bank pembangunan guna menandingin Bank Dunia dan IMF.
Advertisement
Masalah utama dari negosiasi tersebut bukanlah kurangnya sumber daya atau rendahnya komitmen, tapi justru karena bagian dari BRICS sendiri yaitu China. Pihak dari China sejak awal selalu ingin menggenggam total kepemilikan yang lebih besar dari bank yang baru diumumkan pada Selasa (15/7/2014) tersebut.
Pada akhirnya, Brazil dan India berhasil menjaga jumlah kepemilikan modal dari setiap anggota agar tetap sama. Tapi ketakutan tetap muncul mengingat China akan tetap mencoba mendapatkan kepemilikan yang lebih besar di atas US$ 100 miliar demi memperluas kekuasaan politiknya di luar negeri.
"Tidak dapat dipungkiri bahwa China akan mendominasi bank baru. China tidak akan mau terlibat dalam usaha gabungan tersebut jika pihaknya tidak memiliki pengaruh yang lebih besar," ungkap pengamat politik di Johns Hopkins University Riordan Roett.
Memiliki perbedaan yang mencolok di bidang ekonomi dan politik, BRICS menghadapi tantangan tersendiri yaitu keinginan China untuk mengendalikan sejumlah lembaga yang seharusnya dikelola dengan pengaruh yang sama dari masing-masing negara.
Perselisihan internal tersebut semakin jelas saat BRICS berjuang mengatasi kebuntuan dalam negosiasi seperti misalnya China dan India yang bersaing memperebutkan kantor pusat bank tersebut. Untuk melewati hambatan tersebut, Brasil mengalah ingin menjadi presiden pertama bank tersebut dan berbalik mendukung India.
Kini telah diputuskan, bank pembangunan tersebut akan berbasis di Shanghai, China. Tujuan pendirian bank tersebut adalah untuk memberikan pengaruh yang lebih besar bagi negara-negara berkembang dalam penentuan kebijakan ekonomi global.
Selain itu, bank yang baru juga ditujukan untuk mengurangi pengaruh Bank Dunia dan IMF yang terlalu besar.
"Ini merupakan tantangan besar untuk BRICS. Kadang saat mereka bernegosiasi dan ingin memiliki pengaruh yang lebih besar, mereka lupa saat mereka juga mengkritik IMF dan Bank Dunia yang mendominasi sistem finansial global," ungkap Profesor International Relations, Kevin Gallagher di Boston University.
China juga tercatat memiliki dana cadangan baru yang lebih besar di lembaga Contingent Reserves Arrangement yang baru dibentik. China berjanji menyumbang US$ 41 miliar, sementara Brasil, Rusia dan India menjanjikan dana sebesar US$ 18 miliar.
Sisanya, Afrika Selatan hanya mampu berkontribusi sebesar US$ 5 miliar.
Sejauh ini, meski perekonomian China tercatat melambat dalam beberapa tahun terakhir, tapi negara tersebut masih menjadi salahs atu mesin utama pertumbuhan ekonomi dunia. Perekonomian Brasil, India dan Rusia bahkan terjerumus lebih tajam sejak 10 tahun lalu, keempatnya membentuk BRIC.
Afrika Selatan baru bergabung pada 2010. China juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dibandingkan gabungan pendapatan negara anggota BRICS lain dan juga mewakili sejumlah perdagangan asing. (Sis/Ndw)