Hindari Makanan Ramadan Daur Ulang, Warga Harus Pilah Pilih

Menurut Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, tudingan yang muncul beberapa hari belakangan ini tidak mendasar.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 17 Jul 2014, 08:13 WIB
Menjelang Ramadan, BPOM melakukan sidak di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (25/6/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tiap bulan ramadan, terlebih pada minggu-minggu akhir jelang hari raya Idul Fitri merupakan momen bagi para pedagang dadakan menyajikan makanan untuk berbuka atau panganan lebaran.

Namun banyak pedagang yang tak mau ambil pusing dengan mendaur ulang makanan basi menjadi baru atau untuk sekadar memberi daya tahan yang lebih lama untuk barang dagangannya.

Di pasar kaget yang terletak di wilayah Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM berhasil menemukan makanan yang ada kandungan zat-zat berbahaya. Seperti formalin yang terdapat di tahu, asinan, kue basah dan zat pewarna yang ada di kerupuk.

"Tak hanya melakukan sidak, BPOM juga mensosialisasikan pada masyarakat dan penjual mengenai zat-zat berbahaya dan untuk masyarakat bisa memilah-milah makanan yang akan dikonsumsi," kata Kepala Balai Besar/Balai POM, Dewi Prawitasari, Rawa Badak, Jakarta Utara, Rabu (16/7/2014).

Selain itu, pihaknya juga mengaku akan menguji bahan yang terkandung dalam makanan-makanan yang tersaji dan diuji untuk melihat kandungan ada tidaknya zat-zat berbahaya dalam makanan yang dijajakan di bazar tersebut.

"Kita ambil sampel-sampelnya juga buat diuji di lab (laboratorium," tandas Dewi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya