Daging Tak Layak Konsumsi Beredar di Supermarket Bogor

"Kami mengimbau pengelola supermarket untuk tidak menjualnya."

oleh Bima Firmansyah diperbarui 17 Jul 2014, 23:22 WIB
Petugas Dinas Peternakan Jambi memeriksa kadar air dalam daging sapi yang dijual di pasar tradisional di Jambi.

Liputan6.com, Bogor - Untuk mengantisipasi adanya peredaran daging tidak layak konsumsi di masyarakat, Pemerintah Kota Bogor terus melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa tempat penjual daging di pusat perbelanjaan modern atau supermarket.

Kali ini Petugas gabungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Dinas Peternakan dan Pertanian (Disnaktan) Kota Bogor melakukan sidak ke beberapa supermarket, salah satunya di supermarket yang berada di Mal Jambu Dua.

Dari hasil sidak itu, petugas menemukan hati sapi yang tidak layak konsumsi namun masih dijual. Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Disperindag Kota Bogor, Drh Wina mengatakan dari pemeriksaan sementara, hati sapi tersebut sudah mengalami perubahan warna menjadi kehitaman. Selain itu, bentuknya sudah berubah menjadi lebih lembek.

"Kami mengimbau pengelola supermarket untuk tidak menjualnya. Pasalnya dari pemeriksaan sementara, dinilai hati sapi ini tidak layak untuk dikonsumsi," jelasnya saat sidak, Kamis (17/7/2014).

Ia menuturkan, untuk mengetahui apakah hati tersebut sudah mengalami pembusukan atau mengandung bakteri mikroba, harus dilakukan pengujian ke labolatorium. Pihaknya juga sudah mengambil sampel untuk melakukan uji labolatorium.

Penyebab hati sapi tersebut tak layak konsumsi biasanya karena cara penyimpanannya yang kurang tepat. "Sehingga suhu akan menguap dan kualitas dinginnya akan menurun. Hal ini menyebabkan cepat menurunnya kualitas hati sapi karena organ jeroan sapi ini sensitif terhadap perubahan suhu," tambahnya.

Sementara, Kepala Disperindag Kota Bogor, Bambang Budianto mengatakan selain hati sapi, petugas juga menemukan daging sapi dan daging ayam yang juga tak layak konsumsi. Contohnya pada daging ayam tersebut terdapat benjolan berisi darah.

"Darah yang masih menggumpal di daging menyebarkan bakteri sehingga pembusukan cepat terjadi," ungkapnya.

Sama halnya dengan daging sapi, pihaknya menemukan beberapa daging sapi mengalami pembusukan cepat. Di mana warna dari daging sapi tersebut merah dan teksturnya lembek.

"Darah yang keluar dari daging sapi tersebut tidak disaring. Padahal darah yang keluar dari daging harus sering disaring agar tidak menyebarkan bakteri," ujarnya.

Agar daging yang tak layak konsumsi tersebut tetap dijual pihak supermarket, petugas memusnahkan semua daging yang tak layak tersebut. Total ada sekira 20 kilogram daging sapi, daging ayam, sosis, dan nugget yang dimusnahkan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya