Tragedi MH17, SBY: DK PBB Harus Serius Capai Solusi Damai Ukraina

"Karena berdampak pada masyarakat dunia. Terbukti dengan dijatuhkannya penerbangan sipil di Ukraina," kata SBY.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Jul 2014, 12:25 WIB
Orang-orang menyalakan lilin di kedutaan Belanda untuk korban Malaysia Airlines MH17 (REUTERS/Valentyn Ogirenko)

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat dunia telah menjadi korban konflik Ukraina-Rusia. Pesawat Malaysia Airlines MH17 yang mengangkut penumpang dari berbagai negara jatuh setelah ditembak rudal di Ukraina.

"Indonesia menyerukan agar segera dicapai solusi damai di Ukraina, karena berdampak pada masyarakat dunia. Terbukti dengan dijatuhkannya penerbangan sipil di Ukraina," kata Presiden SBY di Kantor Presiden, Jumat (18/7/2014).

Selain itu, SBY juga mendesak Dewan Keamanan Perserikan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk segera mengambil tindakan.

"Saya mendapat informasi dari Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa bahwa DK PBB akan segera bersidang. DK PBB harus mengambil langkah serius," ujar SBY.

Wakil Presiden Malaysia Airlines untuk Eropa Huib Gorter menyatakan pesawat Malaysia Airlines MH17 jatuh di timur Ukraina, perbatasan Rusia. Total korban meninggal dunia 295 orang, dengan rincian 280 penumpang dan 15 kru pesawat. Seluruh kru adalah warga negara Malaysia.

Dari total 280 penumpang Boeing 777 yang sedang dalam perjalanan dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia itu, pihak maskapai baru mengidentifikasi 229 penumpang. Terdiri dari Belanda 154 orang, Australia 27 orang, Malaysia 23 orang, Indonesia 11 orang, Inggris 6 orang, Jerman 4 orang, Belgia 4 orang, Filipina 3 orang, dan Kanada 1 orang.

Meski Malaysia Airlines belum mengeluarkan manifest penumpang yang resmi, namun KBRI Malaysia melalui Atase Perhubungan sudah mendapatkan nama-nama mereka. Tercatat ada 12 WNI. Ini berdasarkan hasil penyidikan otoritas penerbangan Malaysia yang dikirim kepada Kementerian Perhubungan Indonesia melalui Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub JA Barata.

Mereka adalah Hadiono Gunawan, Yodricunda Theistiasih, Ketut Wiartini, Yuli Hastini, Supartini, Hendry, Gerda Leliana Lahenda, Werther Smallenburg, Jane M Adi Soetjipto, Vickiline Kurniati Kardi, Wayan Sujana, dan seorang bayi bernama Clarice Yelena Huizen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya