Liputan6.com, London Tragedi penembakan roket pada pesawat MH17 milik Malaysia Airlines hingga ambruk terbakar dan menewaskan seluruh penumpangnya, mengangkat sejumlah pertanyaan krusial yang harus dijawab pihak maskapai.
Salah satu pertanyaan penting yang kini mengundang rasa penasaran banyak pihak adalah mengapa pesawat MH17 terbang melintasi zona perang Ukraina?.
Advertisement
Mengutip laman CNBC.com, Sabtu (19/7/2014), sejumlah otoritas penerbangan internasional termasuk Federal Aviation Administration (FAA) telah mengeluarkan serangkaian peringatan pada para pilot untuk terbang di dekat jalur terjadinya kecelakaan tersebut. Himbauan tersebut telah digaungkan dalam beberapa minggu terakhir.
Namun apa mau dikata, pesawat nahas MH17 telah jatuh dan menewaskan 295 penumpangnya. Profesor Sekuritas Penerbangan di Coventry University Norman Shanks mengatakan, jalur teresbut merupakan rute yang sangat biasa dilalui pesawat-pesawat komersial.
Biasanya pesawat berpenumpang terbang dengan ketinggian di atas rata-rata.
"Mereka (maskapai) memilih rute penerbangan yang ekonomis dan memungkinkan penerbangan langsung. Rute-rute tersebut dapat menekan biaya bahan bakar dan para konsumen juga dapat memperoleh tiket murah karena penekanan biaya operasional terebut. Tak ada bedanya dengan maskapai internasional lain," terang Shanks.
Pesawat nahas jenis Boeing 777 itu mengikuti rute lalu lintas udara antara Eropa dan Asia yang dianggap aman oleh otoritas penerbangan internasional. Rute tersebut juga dilintasi puluhan pesawat setiap harinya.
Namun beberapa jam usai bencana tersebut, seluruh ruang udara di sekitar wilayah timur Ukraina ditutup. Meski jalurnya baru ditutup usai kejadian tragis tersebut, tapi beberapa maskapai penerbangan sudah lebih dulu menghindari daerah konflik tersebut.
Kekhawatiran atas faktor keamanan yang kian memburuk membuat sejumlah perusahaan penerbangan mengambil risiko dengan berputar ke jalur lain.
"15 dari 16 maskapai yang tergabung dalam Association of Asia Pacific Airlines terbang di rute yang sama dengan tempat pesawat melintas di atas Ukraina. Maskapai Eropa juga menggunakan rute yang sama dan terbang di ruang udara yang sama," ungkap Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai.
Maskapai sebenarnya dapat memilih untuk menghindari jalur-jalur konflik tersebut. Qantas Australia berhenti terbang di atas jalur Ukraina beberapa bulan lalu dan mengubah jalur London-Dubai ke rute 400 mil ke arah selatan. Korean Air juga mengubah jalurnya sejak awal Maret saat situasi di perbatasan Crimea semakin memburuk. (Sis/Nrm)