Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini, masih banyak transaksi di Indonesia yang menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terutama mereka yang melakukan transaksi di pelabuhan. Hal ini lantaran pada saat berinvestasi, pengusaha menggunakan dolar AS dan bukan rupiah sehingga dinilai akan lebih mengguntungkan jika tetap menggunakan dolar.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Indonesia National Shipowners Association (INSA), Asmari Herry mengatakan, di antara negara-negara di kawasan ASEAN, hanya Indonesia saja yang masih menggunakan dolar dalam transaksi di pelabuhan.
"Negara-negara seperti Singapura, Malaysia dan Thailand, mereka sudah menggunakan mata uang lokalnya masing-masing. Itu sudah dilakukan di negara tetangga kita karena mereka bangga pada mata uangnya," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (20/7/2014).
Menurutnya, Indonesia harus mencontoh Thailand di mana meskipun investasi di sektor pelabuhan menggunakan dolar AS, namun dalam semua kegiatan di pelabuhannya tetap menggunakan mata uang lokalnya.
"Di Thailand misalnya, meskipun invetasinya menggunakan dolar AS tetap tarif di pelabuhan tetap menggunakan local currency. Sebenarnya hanya tinggal kemauan saja. Yang sulit itu pelaksanaanya karena berbagai alasan seperti karena invetasinya menggunakan dolar sehingga terus ditoleransi (untuk transaksi menggunakan dolar)," jelas dia.
Asmari menegaskan, jika dalam transaksi di Indonesia terus menggunakan dolar, maka hal tersebut dinilai berbahaya karena ketergantungan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar ini malah membuat ketidakpastian bagi sektor industri.
Selain itu, dengan mengubah dari dolar ke rupiah, maka akan membawa dampak baik terhadap penguatan rupiah dalam jangka panjang.
"Contohnya di Malaysia, mereka menggunakan mata uangnya sehingga ringgitnya pun menguat. Kalau kita terus bergantung pada dolar, itu juga akan menyulitkan untuk industri. Ini bagaimana kita memberikan apresiasi terhadap mata uang kita sendiri," tandasnya. (Dny/Gdn)
Pengusaha Harus Bangga Gunakan Rupiah untuk Transaksi Bisnis
Dengan mengubah dari dolar ke rupiah, maka akan membawa dampak baik terhadap penguatan rupiah dalam jangka panjang.
diperbarui 20 Jul 2014, 12:39 WIBSeorang petugas memperhatikan simulasi bongkar muat peti kemas saat peresmian 12 Rubber Tyred Gantry Crane, di terminal peti kemas Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok.(Antara)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kenapa 70% Penderita Diabetes Tidak Menyadari Kondisinya? Ini Penjelasan dari Ahli
Cara Mencuci Muka Setelah Sulam Alis: Panduan Lengkap Perawatan Pasca Prosedur
Arti PMS adalah Sindrom Pramenstruasi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Instagram Down, Pengguna Keluhkan Tak Bisa Masukkan Musik ke Unggahan dan Aplikasi Terus Keluar
Ekonomi Digital Indonesia Tembus USD 90 Miliar, Investor Modal Ventura Ungkap Sektor Ritel Jadi Pendorong
10 Arti Mimpi Menggendong Bayi Perempuan, Benarkan Jadi Kabar Baik?
Bertemu PM Modi, Prabowo Ingin Kesepakatan Impor Beras dari India Segera Selesai
Donald Trump Bakal Bertemu Bos Kripto Coinbase Brian Armstrong, Bahas Apa?
Cara Mengatasi Anak Kecanduan Media Sosial, Solusi Efektif yang Perlu Orang Tua Pahami
Cara Membuat Desain Kemasan Produk yang Menarik dan Efektif
Penjualan Oktober 2024 Naik, Toyota Masih Kuasai Pasar Indonesia
Cuma Pakai Tanaman di Sekitar Rumah, Coba Resep-Resep Jamu Penurun Kolesterol yang Mudah Dibuat Ini