Liputan6.com, Den Haag - Jasad-jasad korban jatuhnya pesawat MH17 di Ukraina akan diterbangkan ke Belanda mulai Rabu (23/7/2014) dan waktu proses identifikasinya diperkirakan membutuhkan berbulan-bulan. .
"Besok (Rabu), pesawat pertama (dengan jenazah) akan menuju Eindhoven di selatan Belanda," kata Perdana Menteri Mark Rutte kepada wartawan setelah jenazah para korban tiba di Kharkiv, Ukraina dari wilayah yang dikuasai pemberontak, Selasa (22/7/2014).
"Persiapan telah dibuat di Kharkiv sehingga identifikasi bisa dilakukan di Belanda sebaik mungkin," kata Rutte.
Rutte menyatakan pihaknya akan segera melakukan identifikasi para korban. Menurutnya yang pertama dan terpenting adalah keluarga diberi informasi, tidak ada yang lain. "Itu bisa makan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan."
Dari 298 penumpang yang tewas saat pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH17 jatuh di atas Ukraina --diduga ditembak dengan rudal oleh pemberontak pro-Rusia-- 193 diantaranya adalah warga Belanda dan negara ini bertanggung jawab atas identifikasi mereka.
Rutte mengatakan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) yang memantau di Ukraina mengindikasikan bahwa sekitar 200 jenazah sudah dimasukkan dalam kereta, sementara laporan lain yang belum dikonfirmasi menyebutkan jumlahnya mencapai 282 jenazah.
"Segera setelah beberapa korban siap dipindahkan, pesawat itu akan berangkat," kata Rutte seraya menegaskan bahwa semua mayat korban akan dibawa ke Belanda baru kemudian dipulangkan ke negara asal masing-masing.
Kementerian Pertahanan Belanda mengatakan pesawat Hercules C-130 milik Belanda dan sebuah pesawat pengangkut C-17 Australia akan membuat "jembatan udara" antara Kharkiv dan Eindhoven untuk membawa pulang mayat-mayat tersebut.
Australia yang kehilangan 37 warganya dalam insiden itu juga mengirim pakar forensik dan petugas penyelidik lain ke Eindhoven dan Ukraina, kata kementerian pertahanan dalam pernyataannya.
Begitu tiba di Eindhoven, mayat-mayat itu akan dibawa ke barak militer Kaporaal van Oudheusden di Hilversum yang berjarak sekitar 100 km.
Rutte menolak membicarakan kemungkinan sanksi terhadap Rusia, yang diduga memasok rudal yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat naas itu. Dia mengatakan menteri luar negeri Uni Eropa termasuk Menlu Belanda Frans Timmermans saat ini tengah membicarakan masalah tersebut di Brussels.
"Belanda tidak menentang sanksi," kata Rutte.
Ia mengkonfirmasikan bahwa Belanda akan memimpin penyelidikan atas insiden tersebut, yang dalam kondisi normal seharusnya dijalankan oleh Kiev, meski tidak menguasai wilayah di sekitar lokasi kejadian.
"Kami akan menelusuri setiap sudut dan Saya bisa katakan bahwa Belanda, atas permintaan Ukraina, telah diberi peran memimpin penyelidikan," katanya dikutip dari AFP. (Ant)
Tiba di Belanda, Jasad Korban MH17 Diidentifikasi
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyatakan pihaknya akan segera melakukan identifikasi para korban MH17.
diperbarui 23 Jul 2014, 03:15 WIBAdvertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kemenag Gorontalo Lambat Cairkan Tukin P3K, Mahasiswa Ikut Protes
Cara agar Terkoneksi dengan Allah saat Sholat, Ini Kuncinya Kata UAH
Deretan WAGs Pemain Diaspora Timnas Indonesia, Mulai Atlet hingga Model Internasional
Gibran Minta Hapus Penerimaan Siswa Sistem Zonasi, Solusi Atau Masalah Baru?
Intip Sejarah di Balik Megahnya Gedung Sate Bandung
OVO Perangi Judi Online, Sinergi dengan Pemerintah dan Swasta
Dugaan Korupsi Nyaris Rp1 Miliar, Dua Mantan Pegawai RSUD Embung Fatimah Batam jadi Tersangka
Pesan Mendag Budi ke Pelaku Usaha: Inovasi Jadi Kunci Peningkatan Daya Saing Ekspor
Jelang Nataru 2025, ASDP Ketapang Siapkan 57 Armada Kapal
Badai Cedera Hantam Arsenal, Hadapi Laga Krusial Tanpa Kehadiran Bukayo Saka
Gelar Acara Pendidikan, Upaya Koperasi Karya Praja Sejahtera Cilegon Tingkatkan Kompetensi Anggota
Bangga, Pembalap Sepeda Indonesia Satu Race dengan Pembalap Legenda Dunia Mark Cavendish