Liputan6.com, Jakarta - Hari ini Joko Widodo atau Jokowi kembali aktif menjadi Gubernur DKI dan berkantor di Balaikota Jakarta. Wakilnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun langsung menemui presiden terpilih itu di ruang kerjanya. Usai bertemu sekitar 1 jam, Ahok mengaku curhat perihal nasib proyek monorel ke Jokowi.
"Monorel kita bahas. Monorel kalau desainnya nggak sesuai, kita akan stop. Kita tunggu sampai Agustus desainnya seperti apa. Pak Jokowi setuju, kalau misalnya nggak masuk akal ya setuju," ucap Ahok di Balaikota Jakarta, Rabu (23/7/2014).
Masih kata Ahok, Jokowi menegaskan jika ternyata desain atau rancang bangun proyek monorel tidak sesuai, Pemprov DKI dapat membatalkan izin PT Jakarta Monorel (JM) sekaligus menghentikan proyek yang hampir setahun mangkrak setelah peletakkan batu pertama.
"Beliau bilang kalau desainnya nggak masuk akal, ya nggak bisa," jelas Ahok.
Sebelumnya Ahok berencana, jika menjadi Gubernur DKI nanti, dia akan memutus kerja sama dengan PT Jakarta Monorail. Ini berarti, proyek monorel otomatis dihentikan. "Monorel pasti putus," tegas mantan Bupati Belitung Timur itu, pada Kamis 10 Juli 2014.
Keputusan itu akan diambil bila PT Jakarta Monorail (JM) tidak menepati janji memaparkan rancangan konstruksi monorel yang terus mengalami perubahan. Begitu juga dengan perencanaan bisnis serta bukti bahwa PT JM memiliki modal untuk membangun moda transportasi berbasis rel itu.
Padahal, ungkap Ahok, dia telah memberikan toleransi 3 bulan kepada PT JM untuk menyelesaikan seluruh dokumen, agar proyek monorel bisa berjalan. Pemprov DKI sendiri telah beberapa kali memberikan perpanjangan waktu bagi PT JM sejak tahun 2013 lalu.
Namun, Ahok mengatakan tak memberi toleransi lagi. Dengan demikian, September adalah waktu terakhir untuk PT Jakarta Monorail menentukan nasib proyek tersebut. "September nggak bisa tunjukkan desain konstruksi dan duitnya, gua sembelih," ucap Ahok. (Sss)
Advertisement