Ini PR yang Harus Dikerjakan Jokowi di Sektor Perdagangan

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengharapkan, pemerintahann baru harus membenahi sektor perdagangan agar tidak bergantung impor.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Jul 2014, 21:25 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan secara resmi perhitungan suara dalam pemilihan presiden (Pilpres). Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla berhasil memenangkan pilpres. Namun pekerjaan keduanya dalam memimpin pemerintahan ke depan dinilai tidak mudah terutama sektor perdagangan.

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyatakan dalam bidang perdagangan contohnya, tidak selalu soal jual-beli dan ekspor impor. Lebih luas lagi, perdagangan juga bersinggungan dengan petani, produsen dan masyarakat sebagai konsumen.

Bahkan menurut Lutfi, meski menjadi pengganti dari Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, namun dengan sisa masa jabatan yang terbilang singkat, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

"Prioritas dari perdagangan dan penyediaan suplai. Bisa dibayangkan sekarang misalnya peternakan sapi dengan ayam. Kalau ditanya comperative advantagenya sebenernya di mana. Kalau berdasarkan dari pakannya mestinya sapi lebih kompetitif dari ayam," ujar Lutfi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2014).

Alasannya, pakan dari sapi hanya buntil sawit sedangkan pakan ayam adalah jagung. "Itu impor 4 juta ton, jadi ini mesti ada koordinasi luar biasa antara perdagangan dengan pertanian. Bagaimana sinergi terpadu dari hulu ke hilir untuk mendapatkan kompetisi," lanjutnya.

Dia menjelaskan, ketentuan mengenai peternakan ini memang harus mulai dibenahi dari sekarang. Seperti pada peternakan ayam, jika tidak diperbaiki oleh Kementerian Perdagangan mulai dari sekarang, maka dalam tahun-tahun ke depan akan terjadi kebangkrutan massal.

"Nanti selamanya Indonesia akan impor. Tapi untuk mempertahankan itu, gempurannya luar biasa. Yang paling besar gempurannya itu inflasi. Jadi waktu naik kemarin itu daging dan telur ayam itu kepada inflasi. Tapi Kemendag dan Kementan bersikukuh kita tidak mau mundur," kata Lutfi.

Mengenai penggantinya kelak, Lutfi menyatakan baik dari kalangan politisi, profesional, atau teknokrat hal itu sama saja. Menurut Lutfi, yang lebih penting bagaimana bisa menjaga transparansi sehingga masyarakat tahu strategi yang dijalankan pemerintah khususnya dalam sektor perdagangan ke depannya.

"Jadi mesti tidak hanya dari profesional, menurut saya mesti komunikator terbaik, adil, bijaksana dan keharusan untuk pintar," tandasnya. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya