Kemendikbudristek Siap Gelar Malam Puncak Anugerah Kebudayaan Indonesia Tahun 2023

Kemendikbudristek akan menyelengarakan Malam Puncak Acara Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) Tahun 2023 pada Jumat 27 Oktober 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Okt 2023, 21:51 WIB
Kemendikbudristek akan menyelengarakan Malam Puncak Acara Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) Tahun 2023 pada Jumat 27 Oktober 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan menyelengarakan Malam Puncak Acara Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) Tahun 2023 pada Jumat 27 Oktober 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menyebut, AKI merupakan pemberian penghargaan bidang kebudayaan oleh Pemerintah Pusat melalui Kemendikbudristek kepada individu, komunitas atau kelompok, dan/atau lembaga yang dinilai berprestasi maupun berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan.

"Pemberian penghargaan kebudayaan ini telah dimulai tahun 2007 dan terus dilanjutkan oleh Kemendikbudristek pada 2012 hingga kini pada setiap tahunnya. Kemendikbudristek membagi kategori-kategori tertentu bagi setiap penerima penghargaan dalam AKI," ujar Hilmar melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, (12/10/2023).

Pertama, lanjut dia, pemberian penghargaan Gelar Tanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia yang terdiri dari Bintang Mahaputera, Bintang Budaya Parama Dharma, dan Satyalancana Kebudayaan.

"Selanjutnya yang kedua adalah penghargaan kebudayaan dari Menteri Dikbudristek untuk kategori Pelestari, Pelopor dan Pembaru, Anak/Remaja, Maestro Seni Tradisi, Lembaga dan Perorangan Asing, Masyarakat Adat, Pemerintah Daerah, serta Media," kata Hilmar.

Hilmar Farid mengatakan, pelaku budaya memiliki nilai strategis penting sebab dengan peran maupun eksistensi mereka maka warisan budaya sejak dulu sampai saat ini masih terus bertahan dan terjaga.

 


Pemerintah Beri Perhatian Khusus pada Pelaku Budaya Nasional

Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media bersama Gondrong Gunarto menggelar konser 'Sléndhang Biru Tak Pernah Usai' di Benteng Pendhem Van Den Bosch, Kabupaten Ngawi, Jawa Tengah pada Sabtu (9/9/2023). (Ist)

Menurut Hilmar, amat wajar dan sepatutnya jika pemerintah Indonesia menaruh perhatian khusus dan mengapresiasi kinerja para pelaku budaya nasional perseorangan atau kelompok sebab komitmennya dalam melestarikan peradaban kebudayaan di Tanah Air.

"Pelaku budaya itu adalah contoh keteladanan dalam pemajuan kebudayaan. Dengan semangat dan prinsip gigihnya mereka selalu berkreasi, berkarya, dan bekerja merawat kebudayaan bangsa demi masa depan Indonesia. Pelaku budaya tersebut mempunyai andil besar menanamkan nilai luhur, pekerti, sosial, sebagai wajah asli kebudayaan Indonesia," kata Hilmar.

Dia mengungkapkan, kepedulian pelaku budaya akan berpengaruh pada hidupnya ekosistem kebudayaan Indonesia sehingga mendorong masyarakat lainnya untuk bergerak yang sama.

"Harapannya dari terwujudnya hal itu dapat menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya budaya," jelas Hilmar.

Sedangkan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek Restu Gunawan menyebut, penyelenggaraan AKI adalah salah satu realisasi mendorong semua pihak untuk bersama memajukan kebudayaan Indonesia dengan segala keragamannya.

 


Nilai-Nilai Kebudayaan Perlu Dikembangkan

Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, kreativitas musisi Indonesia menambah khazanah musik di Tanah Air dan mengedukasi masyarakat tentang rasa cinta pada karya seni bangsa sendiri. (Istimewa)

Restu menyampaikan, dalam nilai-nilai kebudayaan diperlukan pengembangan atau inovasi secara maksimal dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Inovasi dan semangat tersebut, kata dia, telah ditunjukkan para pelaku budaya penerima penghargaan AKI.

"Terdapat sisi religi, norma, adat, seni, dalam nilai kebudayaan yang kerap dijadikan rujukan masyarakat yang tertanam kuat dalam interaksi sehari-harinya. Itu perlu diikembangkan dan dilestarikan berkelanjutan, khususnya oleh generasi masa depan," ucap Restu.

Sebelumnya, pada 14 Agustus 2023 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung menyematkan gelar tanda kehormatan kepada tiga pelaku budaya, melalui ahli warisnya, yang telah berjasa di bidangnya masing-masing.

Pertama, Tjokorda Gde Agung Sukawati yang berhasil melakukan diplomasi kebudayaan serta menjadi pionir berkembangnya pariwisata berakar seni budaya Bali dikenal sebagai cultural and community-based tourism.

Kedua, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Djojokusumo selaku pendiri Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) kemudian bertransformasi menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan juga sosok utama penggabungan seluruh perguruan tinggi swasta se-Surakarta menjadi Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Ketiga, Mohamad Amir Sutaarga, seorang pakar museum sekaligus peletak dasar pembangunannya dan pencetus pengembangan Ilmu permuseuman di Indonesia.

Dalam pemberian penghargaan di Istana Negera itu, Presiden Joko Widodo menganugerahkan Bintang Budaya Parama Dharma kepada Tjokorda Gde Agung Sukawati dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Djojokusumo. Sementara Mohamad Amir Sutaarga memperoleh gelar tanda kehormatan Bintang Jasa Nararya.

Infografis Tahap Pengajuan Kebaya Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya