Liputan6.com, Den Haag Terkait dengan suasana peperangan yang tidak mendukung penyidikan dan pengangkutan jenazah para korban tertembaknya pesawat Malaysia Airlines MH17, sejumlah negara mulai kehilangan kesabaran sehingga menggagas untuk mengirim pasukan penjaga keamanan ke tempat kejadian di bagian timur Ukraina.
Dikutip Liputan6.com dari Dutch News, Belanda memulai tekanan diplomatik yang lebih tegas dengan mengirimkan ratusan tentara, polisi, dan pakar forensik ke Ukraina untuk menyidik jatuhnya penerbangan Malaysia Airways MH17, demikian dilaporkan Volksrant pada Kamis lalu.
Advertisement
Baru-baru ini para menteri membahas rencana tersebut dalam rapat selama 2,5 jam pada Rabu malam lalu, yang adalah akhir hari berkabung nasional untuk para korban tragedi itu.
Seluruhnya ada 298 orang tewas dalam kecelakaan itu, termasuk 193 warga negara Belanda. Kelompok yang akan dikirim itu akan mengamankan tempat jatuhnya pesawat untuk memastikan bahwa bukti-bukti penting tidak dipindahkan dari tempat kecelakaan di daerah yang dikuasai pemberontak itu. Selain itu, mereka ke sana untuk mengambil jasad-jasad korban yang masih tersisa.
Pilihan Yang Sulit
Dilema terbesar yang dihadapi para menteri ini, menurut Volksrant, adalah bagaimana memastikan pemulangan jasad-jasad korban yang tersisa di sana dan, pada saat yang sama, supaya pemberontak pro-Rusia tidak menyerang para penyidik.
Kabinet sedang berusaha mendapatkan jaminan dari seluruh pihak yang terlibat, tapi tidak ingin bergantung kepada pihak ke tiga untuk melindungi para penyidik, kata sumber-sumber kepada harian tersebut. Seorang sumber mengatakan, “Tentunya tugas ini akan dilakukan tidak lama lagi.”
“Jika terlihat bahwa para peneliti itu tidak dapat bekerja dengan aman, maka kita memerlukan perlindungan militer sebagai pilihan yang tersedia. Jadi, ini adalah rencana B,” kata sumber lain. “Akan ada maklumat dalam waktu dekat ini.”
Menteri Luar Negeri Frans Timmermans sudah memberi penjelasan kepada para pemimpin partai di parlemen tentang risiko tugas tersebut, namun belum mendapatkan dukungan politis sepenuhnya, kata harian tersebut.
Kerjasama Internasional
Pada Kamis lalu, Timmermans pergi ke Ukraina bersama dengan pemimpin Australia, Julie Bishop. Australia kehilangan 36 warganya ketika pesawat Boeing 777 itu ditembak minggu lalu. “Kita harus mengamankan tempat kejadian itu,” kata Bishop kepada media Australia.
“Kita harus memastikan bahwa para penyidik dan siapapun yang terlibat dalam tugas berat untuk mengenali sisa-sisa potongan jenazah dapat melakukannya dengan aman, tidak terganggu dengan gangguan dari siapapun.”
Ketika ditanya apakah ada pilihan pengiriman pasukan perdamaian, Bishop hanya mengatakan “Kita mencari cara yang paling berdayaguna untuk mengamankan tempat itu,” demikian laporan dari Australian Financial Review.
Harian The Telegraaf menegaskan bahwa pasukan Belanda dan Australia telah bekerja sama dengan erat di Afghanistan selama bertahun-tahun.
Sementara itu, para pakar forensic Belanda di Kharkiv sedang menyiapkan beberapa jenazah lagi untuk dibawa kembali ke Belanda. Ada 74 jenazah lagi yang diperkirakan tiba dengan pesawat terbang pada Kamis ini. (Ein)