Liputan6.com, Colorado - Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Colorado Boulder (UCB) menemukan fakta mencengangkan. Universitas tersebut melansir data jika larangan menggunakan ponsel saat mengemudi nyatanya tak signifikan menekan angka kecelakaan.
Memang, temuan ini hanya bersifat lokal di salah satu wilayah AS. Namun demikian, hal ini wajib jadi perhatian. Melansir laman Leftlanenews, Jumat (25/7/2014), penelitian ini membandingkan data kecelakaan di California, sebelum dan sesudah pemberlakuan larangan penggunaan ponsel kala mengemudi sejak 2008.
"Menggunakan ponsel saat mengemudi benar-benar berbahaya, sayangnya hanya sebagian kecil orang yang sadar untuk tak seenaknya menggunakan ponsel saat mengemudi," ujar Daniel Kaffine, Profesor Ekonomi di UCB yang juga penulis jurnal transportasi.
Teknologi kendaraan semakin berkembang. Jika dahulu perhatian keamanan hanya berfokus pada penggunaan telepon genggam, kini sistem hiburan dalam mobil pun semakin berkembang. Tak jarang, fitur yang dibuat untuk kenyamanan berkendara tersebut malah membingungkan para pengemudi dalam hal penggunaan.
Menurut studi terpisah, undang-undang yang melarang penggunaan ponsel saat mengemudi baru benar-benar akan dipatuhi saat pemberlakuan sanksi yang tegas turut diterapkan. Kaffine pun mengusulkan jika bentuk larangan turut diperluas, termasuk pada penggunaan handsfree, radio dan sistem navigasi. Alasannya, tak semua orang cukup piawai berkonsentrasi kala terbagi perhatiannya.
Sejak berkembangnya teknologi mobile, ponsel kerap dikaitkan dengan terjadinya kecelakaan fatal. Meskipun begitu, banyak pengemudi yang nekat tetap menggunakan ponsel tanpa alasan yang jelas.
Kaffine berharap, fakta tersebut mampu membuat para pengemudi semakin awas terhadap resiko yang mengintai. Pemerintah AS pun diharapkan untuk melebarkan kebijakan lain terhadap gangguan konsentrasi saat berkendara, termasuk fitur hiburan yang dikatakan semakin 'rumit' pengoperasiannya.
Advertisement