Batu Sandungan Sang Presiden Terpilih

Jokowi menang pilpres, kubu Prabowo-Hatta-Hatta bukan legowo menerima hasil, sebaliknya malah menolak pelaksanaan Pilpres 2014.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Jul 2014, 06:37 WIB
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan melelahkan selama masa Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 berakhir sudah. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu telah menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sebagai pemenangnya. Jokowi-JK unggul dengan 53,15% suara, sementara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa 46,85% suara.

Usai pengumuman menang pilpres, Jokowi langsung menyampaikan pidato pertamanya di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, tepat di atas pinisi atau kapal layar tradisional Sulawesi.

Namun suasana berbeda ditunjukkan oleh kubu Prabowo-Hatta. Bukan legowo menerima hasil sebaliknya, Prabowo malah menolak pelaksanaan Pilpres 2014. Sikap penolakan Prabowo ini lantaran menganggap bahwa telah terjadi kecurangan secara masif, terstruktur dan sistematik selama Pemilu 2014.

Pasca-penolakan hasil pemilu, kubu Prabowo secara resmi mendaftarkan gugatan pilpres ke Makamah Konstitusi dengan sejumlah bukti kecurangan. Di antaranya mengklaim telah terjadi kecurangan di 52 ribu tempat yang melibatkan 21 juta suara. Sidang gugatan ini nantinya akan berlangsung pada 6 Agustus mendatang.

Kemenangan Jokowi dan Jusuf-Kalla atas Prabowo-Hatta dirayakan oleh para pendukungnya di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Euforia kemenangan juga dirayakan oleh masyarakat di berbagai daerah.

Ucapan selamat dari pemimpin negara-negara sahabat juga mengalir untuk pasangan Jokowi-JK. Sejumlah tokoh dan selebritas pun tak ketinggalan mengucapkan selamat melalui jejaring sosial.

Tak mau berlarut dengan euforia kemenangan, Jokowi kembali bertugas sebagai Gubernur DKI Jakarta sambil mengajak masyarakat berpartisipasi aktif memberi masukan kepada pemerintah mendatang. Siapa kira-kira yang pantas duduk di kursi menteri lewat sebuah polling menteri dengan nama Kabinet Alternatif Usulan Rakyat.

Itulah sebuah terobosan baru dalam proses demokrasi di Indonesia. Rakyat benar-benar diberikan kepercayaan untuk terlibat seutuhnya mulai dari memilih, mengawasi dan menilai menteri yang dibutuhkan oleh rakyat. Lalu, kriteria menteri seperti apa yang diinginkan oleh rakyat?

Saksikan selengkapnya pada tautan video Kopi Pagi dalam Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (27/7/2014), di bawah ini.

Baca juga:

Pilpres 2014, Antara Demokrasi dan Hitung Cepat

Percaya Mahfud MD, Anies Yakin Gugatan Prabowo Ditolak

Ketika Presiden Harus Berganti

(Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya