Liputan6.com, Bogor - Meskipun sudah diberlakukan satu jalur dari Arah Jakarta Menuju Puncak, kemacetan panjang masih terjadi mulai dari pintu keluar tol Ciawi menuju Simpang Gadog. Kebanyakan antrean didominasi kendaraan plat B.
Melihat kondisi itu, warga sekitar berinisiatif menjajakan jasa dengan menunjukkan jalan alternatif atau jalan tikus menuju Puncak dengan menjadi calo dadakan. Ternyata, keberadaan mereka menarik minat para pengendara yang ingin cepat sampai ke tempat tujuan wisata mereka.
Para calo yang kebanyakan merupakan warga sekitar jalan tol mengarahkan para pengendara untuk melintasi jalan alternatif seperti melalui Desa Pasir Muncang.
Salah seorang calo Kusnandar mengatakan, dalam sehari ia bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 200 ribu. Saat libur panjang adalah ladang emas bagi warga Kelurahan Katulampa itu.
"Saya sehari-hari ngojek motor, tapi kalau lagi libur panjang gini jadi calo, soalnya penghasilannya lumayan," ungkapnya, Rabu (30/7/2014).
Kusnandar mengaku, ia memasang tarif minimal Rp 50 ribu. Dengan tarif tersebut, pengendara akan diarahkan melalui jalan alternatif dimulai dari rest area di KM 43, di mana ada sebuah jalan kecil yang berada tepat disamping jalan tol dan berujung pada Simpang Gadog.
"Kalau sudah Simpang Gadog ada jalan alternatif lagi ke puncak melalui Pasir Muncang dan berakhir di Citeko Kecamatan Cisarua, tapi nambah lagi (tarifnya) Rp 25 ribu," pungkas Kusnandar.
Jalur Puncak Macet, Calo Jalan 'Tikus' Raup Untung Ratusan Ribu
Meskipun sudah diberlakukan satu jalur dari Arah Jakarta Menuju Puncak, kemacetan panjang masih terjadi mulai dari pintu keluar tol Ciawi.
diperbarui 30 Jul 2014, 11:19 WIB(Antara/Jafkhairi)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
112 Quote Bahasa Inggris dari Tokoh Terkenal yang Menginspirasi, Lengkap dengan Artinya
Ucapan Selamat HUT Persija dari Pramono Anung, Inginkan Jadi Klub Kebanggaan Kita Bersama
Rahasia Membersihkan Lap Dapur Kotor dengan Cepat, Tanpa Perlu Cairan Pemutih
Ikea: Donald Trump Terapkan Tarif Impor Bakal Dongkrak Harga
Bangun 800 Ribu Rumah, BTN Butuh Suntikan Modal Besar
Pilkada 1 atau 2 Putaran? Ini Syarat dan Jadwalnya
Kumpul Fakta Liputan6.com Digelar, Upaya Lawan Hoaks Terkait Kesehatan
Teks Khutbah Jumat: Kelola Waktu dengan Bijak, Hindari Kebiasaan Menunda-nunda
Dede Yusuf Ungkap Sakit Mendiang Rahayu Effendy Sebelum Meninggal Dunia, Sempat Dirawat karena Serangan Jantung
Jelaskan Apa Itu Bioteknologi: Definisi, Aplikasi, dan Dampaknya
Polda Metro: Situasi di Jakarta dan Sekitarnya Kondusif Usai Pencoblosan Pilkada
Kuning Telur atau Gorengan? Mana yang Lebih Berbahaya untuk Jantung