FAO: Indonesia bakal Impor 1,2 Juta Ton Beras

Departemen Pertanian Amerika Serikat memprediksi Indonesia mampu memproduksi sekitar 58,83 juta ton padi pada 2014.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 30 Jul 2014, 14:50 WIB
(Fotografer: M Taufan SP Bustan)

Liputan6.com, Washington - Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) memperkirakan pemerintah Indonesia bakal mengimpor beras sebanyak 1,2 juta ton sepanjang 2014. Jumlah tersebut naik sekitar 70 persen dari 705.880 ton yang diimpor sepanjang tahun lalu.

Mengutip laman Oryza.com, Rabu (30/7/2014), peningkatan impor beras Indonesia diprediksi sebagai dampak dari El Nino yang berpotensi mengganggu produksi beras di Tanah Air. Sementara Indonesia diperkirakan belum memiliki pasokan beras yang cukup dalam menghadapi dampak buruk cuaca tersebut.

FAO memperkirakan produksi padi Indonesia sepanjang 2014 sekitar 69,87 juta ton atau turun sekitar 2 persen dari produksi tahun lalu yang sebanyak 71,28 juta ton.

Penurunan jumlah produksi tersebut diperparah dengan adanya pengalihan lahan produksi padi untuk tanaman lain akibat banjir yang terjadi pada Januari hingga akhir Februari lalu.

Sementara musim panen padi yang ditanam sejak tahun lalu akan berjumlah sekitar hampir 95 persen total produksi per tahun. Aksi panen akan selesai dilakukan pada Juni. Selanjutnya, musim tanam diprediksi akan mulai dilakukan para petani hingga Agustus mendatang.

Harga beras ritel rata-rata meningkat hingga Rp 8,84 juta per ton pada Juli 2014, Angka tersebut meningkat 5 persen dari harga rata-rata pada Juni 2014.

Seiring dengan peningkatan harga beras tersebut, pemerintah mengumumkan akan merilis beras berkualitas medium dengan harga di bawah pasar melalui Bulog.

Sementara itu, Departemen Pertanian Amerika Serikat memprediksi Indonesia mampu memproduksi sekitar 58,83 juta ton padi pada 2014. Namun berbeda dengan FAO, Departemen Pertanian AS memperkirakan Indonesia bakal mengimpor sekitar 1,5 juta ton beras tahun ini. (Sis/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya