Kongres AS Setujui Dana Rp 2,6 Triliun untuk Iron Dome Israel

Kongres AS menyetujui pendanaan dengan perolehan suara 395 banding 8 pada Jumat 1 Agustus 2014 malam.

oleh Muhammad Ali diperbarui 02 Agu 2014, 19:56 WIB
Iron Dome

Liputan6.com, Washington - Kongres Amerika Serikat menyetujui US$ 225 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun untuk membantu sistem pertahanan Iron Dome atau anti-rudal milik Israel. Iron Dome ditujukan untuk menghancurkan rudal yang ditembakkan Hamas sebelum bisa mencapai target.

Kongres menyetujui pendanaan dengan perolehan suara 395 banding 8 pada Jumat 1 Agustus 2014 malam. Senat sebelumnya menyetujui dengan suara bulat tindakan sebelum dimulainya lima pekan reses musim panas. Langkah selanjutnya menunggu tanda tangan Presiden AS Barack Obama.

"Kita tidak bisa menunggu sebulan atau 5 minggu lagi dengan tidak bertindak membantu Israel mengisi pasokan rudal Iron Dome," kata Senator John McCain dari Arizona seperti dikutip dari CNN, Sabtu (2/8/2014).

Pada Kamis malam, Senator Republik Tom Coburn dari Oklahoma memblokir dana Iron Dome yang diminta Menteri Pertahanan Chuck Hagel. Alasannya karena dinilai akan menambah defisit anggaran AS.

Namun McCain dan Senator Lindsey Graham dari Carolina Selatan kemudian berbicara kepada Coburn --dari kalangan konservatif fiskal terkenal-- terkait krisis yang dihadapi Israel.

McCain menyerukan Kongres dan Presiden Obama agar menyetujui dana Iron Dome untuk menunjukkan kepada Israel bahwa pihaknya berdiri dengan mereka dan memberikan apa yang mereka butuhkan untuk mempertahankan diri.

Iron Dome merupakan alat yang menggunakan radar, teknologi pelacakan canggih dan baterai anti-rudal untuk mengikuti lintasan roket atau mortir yang masuk ke wilayah Israel. Alat itu akan menentukan apakah itu rudal itu menuju kepada pusat populasi besar atau tidak.

Jika daerah perkotaan terancam, alat pencegat melacak dan meledakkannya di udara di dekat rudal. Sistem ini menargetkan roket jarak pendek dengan kisaran antara 2 kilometer dan 45 kilometer. (Sss)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya